[email protected] | (021) 2123-0242, (021) 2123-0243
Ikuti kami | Bahasa

Detail Informasi

PENCEGAHAN POSITIF

01 April 2012 Pencegahan Penularan HIV

Yayasan Spiritia                                             Lembaran Informasi 165

PENCEGAHAN POSITIF

 

 

Apa yang Dimaksud dengan ‘Pencegahan Positif’?

Hampir tidak ada satu pun orang yang terinfeksi HIV yang ingin orang lain mengalami nasib yang sama. Hampir semuanya ingin supaya virus yang ada di tubuh dirinya sendiri tidak menular pada orang lain, baik pasangannya, temannya atau bayinya. Pada dasarnya, pencegahan positif bertujuan untuk memotong rantai penularan HIV dan meningkatkan mutu hidup Odha.

Pencegahan positif didukung oleh banyak pihak di seluruh dunia, baik oleh organisasi Odha maupun oleh organisasi pemerintah dan LSM yang bekerja di bidang AIDS. Namun belum ada kese- pakatan yang luas mengenai definisi pencegahan positif. Nampaknya setiap orang, komunitas maupun negara bisa membuat definisi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sendiri. Dengan demikian, inti pemahaman pencegahan positif diartikan sebagai upaya menyatukan pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan agar kesehatan dan mutu hidup Odha menjadi lebih baik.

Pemahaman Pencegahan Positif

Peserta lokakarya dilakukan di Jakarta pada September 2011 mengusulkan pemahaman pencegahan positif sebagai berikut:

  1. Pencegahan positif seharusnya meru- pakan strategi untuk mempromosikan tanggung jawab bersama untuk meng- hindari/mencegah penularan HIV.
  2. Pencegahan positif merupakan pe- ningkatan mutu hidup dan kesadaran dalam berperilaku positif.
  3. Pencegahan positif merupakan ke- mampuan komunitas untuk mening- katkan nilai-nilai positif dalam melakukan semua aspek kehidupan.
  4. Istilah yang diusulkan adalah: Pem- berdayaan Positif; Pencegahan yang sehat; dan Perubahan Positif dan Kesadaran positif.

Upaya sosialisasi pedoman pencegahan positif di Yogyakarta pada Oktober 2012 memperoleh masukkan untuk definisi pencegahan positif dengan memper- hatikan beberapa unsur antara lain:

  • Pencegahan dilakukan oleh seseorang yang bertanggung jawab terhadap perilaku yang berisiko dan bukan

semata-mata merupakan tanggung jawab Odha. Bagi Odha perlu adanya upaya penguatan atas otoritas tubuh (self esteem)-nya agar bisa bertanggung jawab atas tubuhnya sendiri.

  • Penjagaan diri Odha untuk tidak menularkan virus kepada orang lain (terutama pasangan seks) dengan pola hidup sehat.
  • Pencegahan reinfeksi HIV maupun infeksi lain sehingga Odha memiliki mutu hidup yang lebih baik dan terhin- dar dari AIDS.
  • Peningkatan pemberdayaan Odha sehingga dirinya nyaman dengan diri dan statusnya serta nyaman berhu- bungan sosial dengan orang lain.
  • Upaya pencegahan memerlukan keter- libatan semua pihak, termasuk peme- rintah, penyedia layanan, Odha, LSM dan keluarga.

Definisi Pencegahan Positif

Dari semua masukkan ini muncul definisi yang berikut:

Pencegahan positif adalah upaya- upaya pemberdayaan Odha yang bertujuan untuk meningkatkan harga diri, kepercayaan diri dan kemam- puan serta diimplementasikan di dalam suatu kerangka etis yang menghargai hak dan kebutuhan Odha dan pasangannya.

Tiga Pilar Pencegahan Positif

  1. Bagaimana meningkatkan mutu hidup Odha.
  2. Menjaga diri untuk tidak tertular HIV maupun infeksi lain dari orang lain.
  3. Menjaga diri untuk tidak menularkan HIV kepada orang lain.

Prinsip Panduan Umum Pencegahan Positif

  • Pencegahan positif didasarkan pada perspektif dan realita Odha.
  • Pencegahan positif mengakui bahwa Odha mempunyai hak seksualitas, oleh karena itu dibutuhkan informasi yang rinci tentang seksualitas.
  • Pencegahan positif difokuskan pada komunikasi, informasi, dukungan dan perubahan kebijakan, tanpa stigmatisasi dan diskriminasi.
  • Pencegahan positif membutuhkan keterlibatan dan partisipasi bermakna Odha. Ini dapat dilakukan dengan memberi dukungan dan dorongan agar

mereka turut mendiskusikan, menen- tukan dan memutuskan setiap kom- ponen program dan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kon- disinya. Oleh karena itu perlu menjalin jejaring dan kemitraan dengan peme- rintah maupun lembaga penyedia pelayanan.

  • Pencegahan positif harus memasukkan organisasi layanan HIV, kelompok dukungan dan LSM ke dalam program penanggulangan HIV. Dalam hal ini sangatlah penting untuk menyediakan informasi tentang seks aman, infeksi ulang, pilihan kesehatan produksi, dampak pengobatan ARV, menyuntik yang mana tersedia pada setiap orga- nisasi pelayanan HIV termasuk rumah sakit, puskesmas, klinik keluarga berencana, LSM dan kelompok du- kungan.
  • Pencegahan positif menjunjung hak asasi manusia, termasuk hak hidup sehat, hak seksualitas, privasi, kon- fidensialitas, informed consent dan bebas dari diskriminasi. Di samping itu juga memenuhi kewajiban dan tang- gung jawab untuk tidak menularkan HIV.
  • Pencegahan positif mengakui penu- laran HIV diperbesar oleh ketidak- setaraan jender, posisi tawar, sekualitas, pendidikan, tidak tahu status HIV dan tingkat ekonomi.
  • Pencegahan positif menuntut tanggung jawab bersama dalam upaya menu- runkan tingkat penularan. Keterbukaan, informasi dan komunikasi tentang seksualitas dan hubungan seks bisa menjadi cara untuk menurunkan penye- baran HIV lebih lanjut kepada pasang- an atau orang lain.
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanu- siaan.

Garis Dasar

Tujuan utama pencegahan positif adalah untuk meningkatkan mutu hidup Odha dan memotong rantai penularan HIV. Pencegahan positif bukan program, yang hanya dilakukan untuk waktu tertentu, melainkan prakarsa atau asas yang harus mendasari semua tindakan kita. Walaupun kadang prakarsa ini dianggap kontroversial, diharapkan kita dapat mendukung upaya ini, dan mem- bahas pencegahan dalam kelompok kita.

 

 

Diperbarui 22 Januari 2015 berdasarkan Pedoman dan Modul Pencegahan Positif, April 2012

 

 

Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/

Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org