TES LABORATORIUM HEPATITIS C
Diperbarui 26 September 2023
Tes Antibodi Hepatitis C
Hepatitis C adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C menyebar melalui kontak dengan darah orang yang terinfeksi.
Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi Hepatitis C hanya melalui tes antibodi Hepatitis C.
Tes darah ini adalah langkah utama untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi Hepatitis C. Tes ini memeriksa antibodi yang dilepaskan tubuh Anda untuk melawan virus. Antibodi adalah protein yang dibuat tubuh Anda ketika menemukan virus Hepatitis C dalam darah Anda. Antibodi biasanya muncul sekitar 12 minggu setelah seseorang terinfeksi Hepatitis C. Hasil tes Anda dikeluarkan dalam bentuk negative/non reaktif atau positif/reaktif untuk antibodi. Tes cepat (rapid test) rata-rata tersedia di Rumah Sakit dan beberapa Puskesmas di Indonesia.
Apa arti dari hasil tes antibodi Hepatitis C?
Negatif (non reaktif):
Ini terjadi ketika darah Anda tidak menunjukkan tanda-tanda antibodi HCV. Ini berarti Anda tidak pernah terpajan dengan virus dan Anda tidak mengidap Hepatitis C.
Terkadang, hasil negatif Anda bisa saja salah, artinya Anda mengidap HCV namun tidak terdeteksi oleh alat tes. Hal ini mungkin terjadi jika Anda:
Menjalankan tes terlalu cepat setelah paparan Anda. Tes ini hanya memeriksa antibodi HCV, yang mungkin memerlukan waktu beberapa bulan (biasanya 3 bulan atau 12 minggu) untuk muncul.
Memiliki HIV, donor organ, atau kondisi lain yang melemahkan sistem kekebalan Anda, sehingga dapat menekan antibodi Anda.
Menjalani hemodialisis untuk masalah ginjal
Jika Anda ragu dengan hasil tes, sebaiknya lakukan tes kembali.
Positif (reaktif):
Ini berarti Anda pernah terpapar dengan HCV. Namun, sekitar 25% orang dari yang memiliki hasil anti-HCV positif atau reaktif tidak memiliki virus HCV dalam tubuhnya. Hal ini dapat disebabkan karena “pembersihan alami” atau tubuh membersihkan virus HCV secara spontan, namun hasil tes anti-HCV akan selalu positif karena menandakan bahwa seseorang pernah terpapar.
Bayi yang lahir dari ibu yang memiliki Hepatitis C juga kemungkinan besar membawa antibodi ibu terhadap HCV. Namun sebagian besar bayi baru lahir tidak benar-benar terinfeksi. Sebaiknya lakukan tes antibodi HCV pada atau setelah bayi berusia 18 bulan.
Jika tes antibodi Anda positif, Anda perlu menjalani tes-tes lain:
Tes jumlah virus Hepatitis C (HCV RNA)
Tes ini mengukur jumlah partikel RNA virus (materi genetik dari virus hepatitis) dalam darah Anda, yang juga disebut “viral load”. Tes RNA hampir 100% akurat dan dapat mendeteksi infeksi dalam beberapa minggu setelah paparan.
Apa arti hasil tes HCV RNA?
Tidak terdeteksi
Sekalipun hasil tes antibodi HCV Anda positif, hasil tidak terdeteksi pada tes ini berarti hasil sebelumnya mungkin tidak benar. Misalnya, Anda mungkin pernah mengalami infeksi atau pajanan Hepatitis C namun tubuh membersihkannya secara spontan. Hasil negatif palsu pada tes HCV RNA sangat kecil kemungkinannya, tetapi mungkin saja terjadi. Anda mungkin masih memiliki jumlah virus yang sangat sedikit di dalam darah Anda.
Terdeteksi
Anda menderita infeksi HCV kronis aktif. Dokter Anda akan mendiskusikan dengan Anda tentang pengobatan Hepatitis C.
Tes lanjutan setelah hasil HCV RNA terdeteksi
ALT/SGPT
ALT adalah enzim yang ditemukan di hati yang membantu mengubah protein menjadi energi untuk sel-sel hati.
Sejumlah kecil ALT juga terdapat di ginjal dan organ lainnya.
Ketika hati rusak, ALT dilepaskan ke dalam aliran darah dan kadarnya meningkat.
ALT juga disebut dengan SGPT
Konsultasikan ke dokter jika kita mengalami: Peningkatan kadar ALT/SGPT
AST/SGOT
AST adalah enzim yang dibuat oleh hati kita yang membantu metabolisme asam amino.
Organ lain, seperti jantung, ginjal, otak, dan otot, juga menghasilkan AST dalam jumlah yang lebih kecil.
Seperti ALT, AST biasanya hadir dalam darah pada tingkat rendah.
Ketika hati rusak, AST dilepaskan ke dalam aliran darah dan kadarnya meningkat.
Peningkatan kadar AST dapat mengindikasikan kerusakan hati, penyakit atau kerusakan otot.
Konsultasikan ke dokter jika kita mengalami: Peningkatan kadar AST/SGOT
ALP
ALP adalah enzim yang ditemukan di semua jaringan dalam tubuh manusia tetapi sebagian besar terkonsentrasi di tulang, ginjal, hati, usus, dan plasenta. Pada orang dewasa, lebih dari 80% ALP berasal dari hati dan tulang.
Fungsi utama ALP adalah: melindungi saluran usus kita dari bakteri, membantu pencernaan, memecah lemak dan meningkatkan pembentukan tulang.
Kadar ALP bisa meningkat jika ada sumbatan pada saluran empedu.
Penggunaan efavirenz (salah satu antiroviral yang digunakan untuk HIV) juga dikaitkan dengan peningkatan kadar ALP.
Konsultasikan ke dokter jika kita mengalami: Peningkatan kadar ALP
Bilirubin
Bilirubin adalah zat yang berwarna oranye-kuning yang berasal dari pemecahan sel darah merah yang sudah tua/rusak.
Liver mengeluarkan bilirubin ke usus, sehingga bisa dikeluarkan dari tubuh. Sejumlah kecil bilirubin dibuang melalui urin yang memberi warna kuning yang khas dari urin.
Jika terjadi gangguan pada fungsi hati, bilirubin akan menumpuk di dalam darah dan menyebabkan jaundice (penyakit kuning)
Warna coklat pada tinja terutama disebabkan oleh bilirubin.
Konsultasikan ke dokter jika kita mengalami: Peningkatan kadar bilirubin, Tinja berwarna pucat, Urin berwarna seperti kuning kecoklatan/seperti teh
Prothrombin Time (PT)
Protrombin adalah protein yang diproduksi oleh hati.
Protrombin adalah salah satu dari banyak faktor pembekuan darah.
Rentang waktu rata-rata untuk pembekuan darah adalah sekitar 10 sampai 13 detik.
Konsultasikan ke dokter jika kita mengalami: Pendarahan, cepat lebam, protrombin time lebih cepat atau lambat dari rentang waktu normal
Albumin
Albumin merupakan salah satu jenis protein yang ada pada darah.
Albumin menjadi salah satu protein yang penting untuk mengatur tekanan dalam pembuluh darah dan menjaga agar cairan yang terdapat dalam pembuluh darah tidak bocor ke jaringan tubuh sekitarnya.
Albumin diproduksi oleh hati.
Konsultasikan ke dokter jika kita mengalami: Kadar albumin rendah, terjadi penumpukan cairan pada tubuh misalnya di bagian kaki.
Tes elastometri hati
Tes elastometri hati dapat dilakukan untuk melihat tingkat kekenyalan/kekakuan hati dengan menggunakan gelombang suara, misalnya dengan FibroScan atau USG.
Jika FibroScan tidak tersedia atau tidak terjangkau, tes sederhana dapat dilakukan untuk menilai sirosis, misalnya dengan menggunakan skor APRI
APRI adalah singkatan dari AST to Platelet Ratio Index yang berarti tes yang menilai rasio antara AST/SGOT dan platelet (trombosit).
Hasil dari tes elastometri hati dan APRI dapat digunakan untuk menentukan durasi pengobatan Hepatitis C.
Diperbarui 26 September 2023