[email protected] | (021) 2123-0242, (021) 2123-0243
Ikuti kami | Bahasa

Detail Informasi

MENILAI DERAJAT KEPARAHAN PENYAKIT HATI KRONIS

27 September 2023 Gizi dan Olahraga

MENILAI DERAJAT KEPARAHAN PENYAKIT HATI KRONIS

Diperbarui 27 September 2023

 

Hati bisa rusak oleh karena beberapa hal misalnya karena infeksi virus Hepatitis, penggunaan alkohol, obat-obatan, infeksi virus selain virus hepatitis (misalnya COVID-19), parasit (misalnya malaria), bakteri (misalnya tifus), iskemia (penurunan suplai darah), dan gangguan autoimun.

Ketika terjadi gangguan pada sel hati, biasanya hati akan mengganti sel yang rusak. Namun jika terjadi berulang kali pada waktu yang lama, sel-sel hati bisa rusak yang ditandai dengan jaringan hati yang membentuk semacam serat-serat (fibrosis). Orang dengan virus Hepatitis C dan B kronis harus dinilai derajat keparahan hati kroniknya agar dapat ditangani. Selain itu, pengobatan juga harus segera dimulai jika belum dimulai.

Ada beberapa cara untuk menilai derajat keparahan hati kronis, diantaranya: biopsi hati, USG abdomen, pemeriksaan transient elastography dan beberapa pemeriksaan penanda fibrosis seperti APRI. 

Pada awalnya, biopsi hati merupakan baku emas untuk menilai derajat peradangan hati dan fibrosis hati. Namun seiring dengan ditemukannya berbagai metode non-invasif (tidak perlu memasukkan alat apa pun ke dalam tubuh), biopsi hati mulai ditinggalkan. 

 

BIOPSI HATI

Apa Biopsi Itu?

Biopsi adalah analisis contoh jaringan hati yang sangat kecil. Contoh diperiksa untuk tanda parutan, atau penyakit atau kerusakan lain.

Viral load hepatitis C atau tes fungsi hati tidak mampu menunjukkan tingkat parutan/fibrosis atau peradangan pada hati, atau lemak dalam hati (steatosis) yang dapat memperburuk parutan/fibrosis. Pada biopsi, contoh jaringan hati akan diambil dengan jarum tipis dan diperiksa di bawah mikroskop. Jika ditemukan sangat sedikit kerusakan pada hati, beberapa ahli mengusulkan pemantauan saja. Jika ada kerusakan (parutan), pengobatan untuk virus Hepatitis mungkin dibutuhkan. Untuk penyebab kerusakan hati lain ditangani sesuai dengan gejala dan penyebabnya.

 

Bagaimana Biopsi Dilakukan?

Biopsi hati biasanya dilakukan di ruang dokter atau di rumah sakit dengan rawat jalan. Prosedur ini sendiri hanya membutuhkan sekitar 15 atau 20 menit. Setelah biopsi dilakukan, kita akan diawasi selama beberapa jam untuk memastikan tidak ada masalah, seperti perdarahan internal. Kita harus ditemani oleh seseorang untuk membantu kita pulang ke rumah. Biopsi jarang membutuhkan rawat inap di rumah sakit.

Contoh jaringan biasanya diambil dengan memasukkan jarum antara tulang rusuk di sisi kanan ke dalam hati. Pertama, kita diberikan suntikan anestesi lokal untuk mematikan rasa di daerah yang akan dimasukkan oleh jarum biopsi. Kemudian jarum dimasukkan. Jarum akan secara cepat mengumpulkan sepotong hati yang kecil. Kadang kala alat USG dipakai terlebih dahulu untuk memilih lokasi terbaik untuk biopsi.

Beberapa pasien membutuhkan obat untuk menenangkannya dulu sebelum biopsi. Walau anestesi umum tidak dapat dipakai, ada cara lain untuk mereda kegelisahan selama biopsi. Pasien harus tetap sadar selama prosedur agar dapat memberi tahu petugas medis jika ada masalah.

Meskipun biopsi adalah cara terbaik untuk menilai parutan pada jaringan hati, prosedur ini tidak sempurna. Contoh yang diambil mungkin terlalu kecil, atau mungkin berasal dari bagian hati yang sehat.

 

Bagaimana Hasil Biopsi Dilaporkan?

Ada dua cara utama untuk menilai hasil biopsi: Metavir dan Knodell. Dalam sistem Metavir, hasil biopsi diberi grade dan stage. Grade menunjukkan tingkat peradangan. Stage mengukur tingkat fibrosis atau parutan jaringan. Grade dan stage diberi nilai dari 0 sampai 4 dengan 4 yang paling berat.

Sistem Knodell (atau indeks aktivitas histologis/HAI) lebih rumit. Seperti sistem Metavir, tindakan itu mengukur peradangan (0-18) dan parutan jaringan (dari 0 sampai 4).

 

Apa Efek Samping Biopsi?

Efek samping biopsi yang paling umum adalah nyeri. Sekitar sepertiga orang mengalami nyeri sedang selama dan setelah biopsi. Efek samping jarang dan hampir selalu muncul dalam satu hari.

Ada juga risiko perdarahan internal jika biopsi jarum menusuk pembuluh darah atau organ yang dekat. Perdarahan berat dialami oleh kurang dari 2% pasien, dan sering berhenti sendiri. Dalam kasus yang sangat jarang, transfusi darah mungkin dibutuhkan. Kematian akibat biopsi sangat amat jarang, kurang lebih 1 dalam 10.000 biopsi.

Untuk mengurangi risiko perdarahan yang berlebihan, tes darah dilakukan sebelum biopsi. Yang paling umum adalah disebut PT/INR dan hitung trombosit.

Jika kita memakai obat yang memperlambat pembekuan darah, kita mungkin harus menghentikan penggunaannya sebelum biopsi. Obat ini termasuk pengencer darah, atau obat pengurang peradangan, misalnya aspirin, naproksen, atau ibuprofen.

 

Setelah Biopsi

Setelah biopsi, perban akan diletakkan di atas tempat tusukan dan kita akan terletak di sisi kanan, ditekan pada handuk, selama satu sampai dua jam. Tekanan darah, detak jantung dan pernapasan serta tingkat nyeri akan dipantau.

Pastikan kita ditemani oleh seseorang yang dapat membantu kita pulang ke rumah setelah biopsi. Rencanakan beristirahat selama sehari setelah biopsi. Hindari olahraga atau terlalu banyak kegiatan untuk satu minggu agar tempat tusukan jarum dan hati dapat pulih.

Rasa sakit pada tempat tusukan dan di bahu kanan adalah biasa. Nyeri ini disebabkan oleh gangguan pada otot sekat rongga badan (diafragma). Rasa sakit ini biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari.

Kita sebaiknya menghindari penggunaan aspirin atau ibuprofen untuk satu minggu setelah biopsi. Obat ini dapat meningkatkan masalah perdarahan.

 

PEMERIKSAAN TRANSIENT ELASTOGRAPHY

Fibroscan sering juga disebut transient elastrography adalah prosedur non invasif  (tanpa memasukkan benda dan tidak menimbulkan risiko pendarahan) untuk memeriksa keadaan atau kondisi hati. Kondisi hati yang diperiksa adalah kekerasan atau kekakuan organ akibat banyaknya luka atau kerusakan hati yang terjadi.

Keras atau tidaknya organ hati bisa diukur dengan melihat seberapa cepat gelombang getaran. Kecepatan ini diukur dari kecepatan gelombang untuk bergerak dari sisi atas ke bawah hati atau kiri dan kanan.

Sel di hati yang mengalami kerusakan umumnya lebih keras dari sel normal. Kalau terjadi kerusakan, gelombang akan lebih lama bergerak dari kondisi normal. Inilah yang akan menjadi indikator penilaiannya.

Satu kali prosedur pemeriksaan dengan menggunakan Fibroscan biasanya hanya memakan waktu 10 menit saja. Prosesnya cepat dan tidak menyebabkan sedikit pun rasa sakit.

 

Mengenal Skor dari Fibroscan

Saat pemeriksaan Fibroscan dilakukan, dokter akan menjelaskan beberapa indikator tingkat kerusakan di hati. Skala yang digunakan adalah F0 sampai F4. Kalau yang muncul F0, kondisi hati kemungkinan akan normal dan sedikit memiliki fibrosis.

Berikut skala yang akan ditunjukkan pada Fibroscan:

F0-F1: tidak ada luka atau pengerasan pada hati, kalau pun ada sangat sedikit dan kemungkinan terjadi penyembuhan sendiri sangat besar.

F2: kerusakan dan luka yang terjadi di hati cukup banyak.

F3: munculnya fibrosis sudah sangat parah dan pengerasan terjadi di banyak tempat.

F4: kerusakan sudah parah dan terjadi sirosis.

Fibroscan akan menghasilkan data dalam skala kPa atau kilopascal. Skala dari alat ini adalah 2-75 kPa. Kalau liver yang dimiliki oleh pasien dikategorikan normal, rentangnya adalah 2-6 kPa atau secara rata-rata 5,3 kPa.

Umumnya seseorang dikategorikan pada skala F2 kalau sudah memiliki nilai kPa sebesar 7-10. Skala ini berlaku untuk  kerusakan yang disebabkan oleh hepatitis B, hepatitis C, dan penyakit yang dipicu konsumsi alkohol berlebihan.

 

Proses Pemeriksaan dengan Fibroscan

Pemeriksaan dilakukan dalam ruangan dengan meminta pasien tidur di atas meja periksa. Dokter atau tenaga medis akan mulai meletakkan alat di bawah rusuk sebelah kanan. Alat akan dinyalakan dan segera mengirim sinyal atau gelombang ke hati dan merekamnya. Prosesnya sangat cepat dan tidak akan terasa sakit sama sekali. Jadi, bisa aman dilakukan kapan saja.

 

Pasca Prosedur Fibroscan

Setelah proses pemindaian dan pencatatan selesai dilakukan, pasien dipersilahkan pulang, hasil dari pemeriksaan langsung keluar dan bisa dibawa saat itu. Prosedur ini tidak dilakukan dengan cara invasif dan tidak akan ada darah yang keluar sama sekali, dokter akan memberikan beberapa arahan terkait dengan kondisi yang terjadi. Mungkin pasien diminta tidak mengonsumsi alkohol atau hal lain yang bisa merusakan kondisi hati lebih lanjut.

 

PEMERIKSAAN PENANDA FIBROSIS

Sebuah kombinasi tes darah dapat dilakukan, misalnya dengan menggunakan skor APRI. APRI adalah singkatan dari AST to Platelet Ratio Index. 2 tes darah yang digunakan untuk mendapatkan skor APRI adalah AST atau SGOT dan Platelet atau Trombosit. Caranya adalah dengan membagi hasil SGOT terhadap nilai rujukan SGOT (nilai rujukan data berbeda dari satu laboratorium ke laboratorium yang lain). Nilai ini kemudian dibagi dengan nilai trombosit dan dikalikan dengan angka 100. Ada dua nilai cut off yang digunakan namun pada umumnya, dokter di Indonesia menggunakan nilai skor 1.5 dengan pertimbangan lain misalnya gejala. Bagi orang dengan Hepatitis C, skor ini akan menentukan durasi pengobatan dimana jika skor di bawah 1.5, pengobatan dapat dilakukan selama 3 bulan, dan jika skor di atas 1.5 maka pengobatan dilakukan selama 6 bulan. 

 

Diperbarui 27 September 2023