[email protected] | (021) 2123-0242, (021) 2123-0243
Ikuti kami | Bahasa

Detail Informasi

Jenis-jenis Tes HIV yang Wajib Anda Tahu

13 Desember 2021 Referensi

Dengan tes HIV, bisa diketahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak. Berikut yang perlu Anda tahu tentang beberapa jenis tes HIV.

Tes HIV bisa digunakan untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus HIV – yang juga merupakan virus penyebab AIDS ini. Jenis tes HIV tak hanya satu. Ada beberapa jenis tes HIV yang perlu Anda ketahui.

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh, sehingga pengidapnya mudah terkena berbagai infeksi. Deteksi dini virus ini diperlukan untuk mencegah seseorang dengan HIV terjangkit infeksi yang membahayakan nyawa. 

Deteksi dini juga penting untuk mencegah skenario terburuk, yaitu HIV berkembang menjadi AIDS. Orang dengan AIDS memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk, akibatnya infeksi oportunistik jadi mudah menyerang. 

Infeksi oportunistik yaitu infeksi yang terjadi karena menurunnya kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak memiliki 'tentara' yang cukup untuk melawan bakteri atau virus penyebab penyakit.

Berdasarkan penjelasan dari dr. Alvin Nursalim. SpPD, dari KlikDokter, Anda patut waspada tertular HIV jika memiliki beberapa faktor risiko seperti:

 

Gejala awal HIV

Dokter Alvin meminta Anda untuk mewaspadai gejala awal HIV yang meliputi demam tanpa sebab yang jelas, badan terasa lemas, nyeri tenggorokan, dan penurunan berat badan. Waspadai pula jika timbulkan pembengkakan di beberapa bagian kelenjar tubuh.

“Orang yang terinfeksi HIV juga dapat mengalami pembengkakan pada berbagai kelenjar, seperti daerah leher atau selangkangan,” jelasnya.

Biasanya gejala awal akan muncul setelah 2-6 minggu terinfeksi virus HIV. Karena mirip dengan flu biasa, banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi HIV. Oleh sebab itu, orang dengan faktor risiko HIV sebaiknya segera melakukan tes HIV di layanan (puskesmas) terdekat. 

 

Sekilas Tentang Tes HIV

Dirangkum dari berbagai sumber, tes yang paling lazim untuk HIV adalah tes darah yang hanya memakan waktu sekitar 10-30 menit untuk bisa tahu hasilnya. Darah yang dibutuhkan dalam tes ini tidak lebih dari 1 cc, untuk selanjutnya diteteskan bersama reagen tertentu (cairan untuk mengetahui reaksi kimia).

Apabila hasilnya reaktif/positif, maka disarankan untuk langsung mengkonsumsi ARV. Sementara, bila hasilnya non-reaktif/negatif, anda tetap dianjurkan untuk memeriksakan diri lagi 3-6 bulan kemudian. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi adanya kemungkinan bahwa virus belum terdeteksi pada tes yang pertama, atau yang biasa disebut periode jendela.

Hal itu pun dibenarkan oleh dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter. Antibodi HIV biasanya dapat terdeteksi sekitar 3-8 minggu setelah terinfeksi. Masa itu disebut sebagai “periode jendela”. Pada periode tersebut, bisa saja seseorang mendapatkan hasil tes negatif karena antibodinya belum terbentuk.

“Meski antibodinya belum terbentuk, tetapi jika memang mengidap HIV, anda sudah bisa menularkan virus,” jelasnya. Itulah mengapa, sangat penting melakukan pemeriksaan lagi dan tidak melakukan perilaku beresiko selama periode tersebut demi mencegah potensi penularan.

Tes HIV pada awalnya hanya bisa dilakukan di laboratorium. Namun, sekarang sudah cukup banyak peralatan tes yang ringkas dan cepat. Sehingga tes HIV bisa dilakukan di luar laboratorium. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mempromosikan metode tes HIV sendiri di beberapa tempat.

Mengenal Jenis-jenis Tes HIV

Terdapat tiga jenis tes HIV, yaitu tes serologi, tes virologis dengan PCR, dan tes HIV antibodi-antigen. Untuk tes serologi dan tes virologis dengan PCR masih ada jenisnya lagi. Untuk detail lebih lengkapnya, dijelaskan di bawah ini.

  1. Tes serologi

Tes serologi terdiri atas tes cepat, tes ELISA, dan tes Western blot

    • Tes Western blot adalah tes antibodi untuk konfirmasi pada kasus yang sulit. Jika hasilnya positif, akan muncul serangkaian pita yang menandakan adanya pengikatan spesifik antibodi terhadap protein virus HIV. Ini hanya dilakukan untuk menindaklanjuti skrining ELISA yang positif. 
  1. Tes virologis dengan PCR

Tes ini biasa dilakukan terhadap bayi yang baru dilahirkan oleh ibu yang positif mengidap HIV. Tes virologis dengan PCR memang dianjurkan untuk mendiagnosis anak yang berumur kurang dari 18 bulan. 

Ada dua jenis tes virologis, yakni HIV DNA kualitatif (EID) dan HIV RNA kuantitatif.

    • Tes HIV DNA kualitatif berfungsi mendeteksi virus dan tidak bergantung pada keberadaan antibodi (kerap digunakan pada bayi). 
    • Tes RNA kuantitatif mengambil sampel dari plasma darah. Tak cuma bayi, tes tersebut juga dapat digunakan untuk memantau terapi antiretroviral (ART) pada orang dewasa. 
  1. Tes HIV antibodi-antigen

Tes HIV satu ini mendeteksi antibodi terhadap HIV-1, HIV-2, dan protein p24. Protein p24 adalah bagian dari inti virus (antigen dari virus). Meski antibodi baru terbentuk berminggu-minggu setelahnya terjadinya infeksi, tetapi virus dan protein p24 sudah ada dalam darah. Sehingga, tes tersebut dapat mendeteksi dini infeksi infeksi.

Bagaimana Jika Hasilnya Positif?

Hasil positif atau reaktif berarti Anda mempunyai antibodi terhadap HIV, dan itu berarti Anda terinfeksi HIV.  Hasil tes disampaikan oleh konselor, yang akan memberi tahu apa dampaknya pada kehidupan Anda, dan bagaimana Anda dapat memperoleh layanan dan dukungan kesehatan serta psiko-sosial.

Ingat, hasil positif bukan berarti AIDS. Banyak orang-orang dengan HIV positif tetap sehat jika melakukan terapi ARV.

Menerima status HIV sering kali sangat sulit. Namun, Anda tidak sendirian. Bertemu dengan teman-teman sebaya bisa sangat membantu. Di kota-kota besar, tidak sedikit yayasan atau kelompok dukungan sebaya yang akan membantu Anda untuk bertemu kelompok dukungan sebaya.

Itulah jenis-jenis tes HIV yang wajib Anda ketahui. Jika memiliki faktor risiko HIV dan apalagi sudah tampak gejala awal yang khas, maka tes HIV sangat dianjurkan. Jika terdeteksi pada fase awal, perkembangan infeksi dan penularannya bisa ditekan seminimal mungkin. Jadi, jangan takut untuk tes HIV, ya.

(RN/ RVS)