info@spiritia.or.id | (021) 2123-0242, (021) 2123-0243
Ikuti kami | Bahasa

Detail Informasi

BAWANG PUTIH

01 November 2013 Terapi Penunjang

Catatan: Keberadaan lembaran infor- masi ini bukan berarti penggunaan jamu ini disokong atau didukung oleh Yayasan Spiritia - lihat Lembaran Informasi 700 mengenai Terapi Penun- jang.

Apa Bawang Putih Itu?

Bawang putih adalah tanaman umum dengan akar berwarna putih berbentuk umbi lapis, serupa dengan bawang merah. Nama ilmiah adalah Allium sativum, dan tanaman ini adalah bagian dari familia Liliaceae (Lili). Bawang putih dipakai baik untuk masakan maupun sebagai tanaman obat.

Saat bawang putih segar dihancurkan atau dicincang, enzim dalam umbinya dilepas dan sebuah senyawa yang meng- andung sulfur (belerang) bernama allicin dibuat. Senyawa yang mengandung sulfur ini sering menjadi antibiotik yang efektif.

Apa Kegunaan Bawang Putih?

Bawang putih mungkin berasal dari Kirgiz, daerah padang pasir Siberia. Pujangga Cina 3000 tahun SM menguji manfaat bawang putih. Jadi, bawang putih mempunyai sejarah panjang dalam penggunaannya sebagai obat. Aristoteles menguji bawang putih pada tahun 335

SM untuk mutu pengobatan. Pada abad pertengahan, bawang putih telah dipikir- kan sebagai pengobatan terhadap orang bertekanan darah tinggi, kehilangan nafsu makan, orang dengan masalah paru, gigitan ular, batuk rejan, dan kebotakan. Pendeta Prancis abad ke-17 makan bawang putih dalam jumlah besar untuk melawan wabah sampar, dan dilaporkan mereka bertahan hidup lebih lama daripada pendeta Inggris. Selama kedua perang dunia, tentara Rusia dan Jerman makan bawang putih sebagai pengobatan di medan pertempuran.

Mengapa Odha Memakai Bawang Putih?

Banyak tes sudah membuktikan bahwa bawang putih mengandung zat antibakteri dan antijamur. Bawang putih juga dapat mempertahankan sistem kekebalan tubuh, yang dalam kasus HIV sangat dibutuhkan. Bawang putih terbukti efektif melawan sejumlah infeksi oportunistik (IO) termasuk herpes virus, sitomegalo- virus, kriptosporidiosis (kripto), dan organisme mikobakteri atau kandida. Pada beberapa kasus, pengobatan Barat tidak efektif untuk mengobati kondisi ini.

Sebagai contoh, sebuah tes yang melibat- kan lima orang dengan kripto (lihat Lembaran Informasi (LI) 502) di Los Angeles menunjukkan bahwa seluruh gejala berkurang ketika mereka memakai banyak bawang putih. Kripto dianggap sebagai salah satu IO yang sulit diobati. Bawang putih mengandung sulfur, asam amino, zat mineral termasuk germanium, selenium, dan zink, serta vitamin A, B, dan C. Allicin dipercaya sebagai zat kandungan bawang putih yang paling banyak memberikan manfaat, selain menghasilkan bau yang menyengat itu.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bawang putih dapat mengurangi tingkat kolesterol dan trigliserid yang tinggi. Masalah ini dapat menjadi efek samping dari penggunaan terapi anti- retroviral (ART). Namun bawang putih kurang efektif dalam hal ini dibanding- kan dengan perubahan pada pola makan/ hidup dan penggunaan obat kolesterol tinggi.

Bagaimana Bawang Putih Dipakai?

Bawang putih berbentuk pil/kapsul bisa dibeli di apotek. Harganya memang mahal, tetapi baunya tidak terlalu menusuk. Kebanyakan orang memakai bawang putih pada masakan mereka. Beberapa orang memakan bawang putih mentah secara teratur, biasanya dengan memotongnya kecil-kecil, dan memakan- nya bersama makanan lain. Atau, ada juga yang merajangnya sampai halus lalu disendokkan ke mulut, seperti puyer.

Apa Efek Samping Bawang Putih?

Bawang putih menimbulkan sedikit efek samping, tetapi dosis yang tinggi dapat menyebabkan sakit perut atau gangguan pada usus. Hal ini terutama terjadi bila dipakai bawang putih mentah. Selain itu, baunya dapat dianggap sebagai efek samping yang kurang enak!

Bawang putih mengurangi kemampuan darah untuk membeku. Oleh karena itu, sebaiknya tidak dipakai oleh orang yang mengalami trombositopenia (kekurangan pada unsur dalam darah yang membeku- kannya).

Apakah Bawang Putih Berinteraksi dengan Obat Lain?

Sebuah penelitian pada 2001 menun- jukkan bahwa bawang putih dan sup- lemen yang mengandung bawang putih atau allicin dapat mengurangi tingkat saquinavir (sebuah protease inhibitor) dalam darah rata-rata 51%. Hal ini kemungkinan sangat berpengaruh pada kegiatan saquinavir terhadap HIV, dengan kemungkinan HIV menjadi resistan terhadap obat tersebut. Walau- pun belum diteliti, kemungkinan interaksi ini terjadi terhadap protease inhibitor lain dan juga NNRTI. Menurut para peneliti, “kami melihat interaksi yang jelas dan berjangka lama. Implikasi yang jelas adalah bahwa dokter dan pasien seharus- nya berhati-hati bila memakai bawang putih atau suplemen kandungan bawang putih bersama dengan ART.”

Karena bawang putih mengurangi kemampuan darah untuk membeku, sebaiknya dihindari oleh orang yang memakai obat antitrombosit atau anti- beku (mis. warfarin). Karena aspirin juga dapat menunda pembekuan darah, se- baiknya penggunaan bawang putih secara berlebihan bersamaan dengan aspirin sebaiknya dihindari.

Pastikan dokter tahu SEMUA obat, suplemen dan jamu yang kita pakai, termasuk bawang putih.

Garis Dasar

Bawang putih adalah tanaman yang sudah lama diketahui efektif sebagai obat. Namun hanya sedikit penelitian yang dilakukan terhadapnya, jadi efekti- vitasnya tidak dapat dibuktikan.

Bukti klinis yang terbatas tampaknya menunjukkan bahwa bawang putih yang dipakai secara oral dapat membantu mengurangi kolesterol tinggi dan tekan- an darah tinggi. Lebih sedikit bukti mendukung manfaat untuk mencegah penyakit jantung, meningkatkan fungsi kekebalan, atau melindungi terhadap beberapa jenis kanker.

Penggunaan biasanya tidak menimbul- kan efek samping (kecuali baunya), tetapi dibuktikan ada interaksi dengan satu jenis obat antiretroviral, dan kemungkinan juga ada dengan beberapa jenis lain. Jadi sebaiknya kita tidak memakai bawang putih dengan dosis tinggi bila kita memakai ART. Namun penggunaan sebagai rempah dalam masakan kemung- kinan tidak menimbulkan masalah.

Ditinjau 1 November 2013 berdasarkan DrugDigest 2 Agustus 2011 dan beberapa sumber lain

Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: info@spiritia.or.id Situs web: http://spiritia.or.id/

Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org