Masalah Mulut dan HIV
Ditinjau kembali 20 Mei 2024
Mencari tahu penyebabnya
Ada sejumlah penyebab masalah mulut dan tenggorokan, termasuk infeksi, obat antiretroviral dan obat lain, masalah gizi, kanker mulut atau kondisi medis lainnya dan kebersihan gigi yang buruk. Kunjungan ke dokter atau dokter gigi diperlukan untuk menentukan penyebab masalah mulut, gigi dan kaitannya dengan HIV. Di bawah ini kami membahas masalah umum seperti infeksi, sariawan, mulut kering dan masalah gigi.
Perhatikan bahwa perubahan di mulut bisa menjadi tanda reaksi alergi yang jarang namun serius terhadap obat. Reaksi, yang disebut sindrom Stevens-Johnson, biasanya berkembang dalam waktu dua minggu setelah memulai obat baru, termasuk beberapa obat antiretroviral. Reaksi ini menyebabkan ruam, demam, mual dan gejala alergi lainnya disertai dengan kesemutan, peradangan dan lecet di hidung atau mulut atau di bibir. Reaksi ini sangat serius dan berpotensi fatal. Seseorang yang mengalami gejala-gejala ini harus segera mencari perawatan medis.
Infeksi
Pada orang dengan HIV yang tidak menggunakan terapi antiretroviral, masalah mulut – dan lebih khusus lagi luka pada wilayah mulut – dapat menjadi tanda melemahnya sistem kekebalan tubuh yang membuat mereka rentan terhadap infeksi oportunistik atau kondisi lainnya. Infeksi oportunistik dan kondisi yang dapat mempengaruhi mulut termasuk sarkoma Kaposi, kandidiasis oral dan esofagus, sariawan, leukoplakia dan luka mulut atau tenggorokan yang disebabkan oleh herpes simpleks atau cytomegalovirus (CMV). Selain itu, walaupun jarang, luka mulut dapat disebabkan oleh Mycobacterium avium complex (MAC) dan jamur pada mulut dapat dikaitkan dengan histoplasmosis, geotrikosis atau kriptokokus.
Orang dengan infeksi ini memerlukan perhatian segera dan perlu memulai terapi antiretroviral. Terapi antiretroviral memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk terbentuk kembali dan pada akhirnya menurunkan risiko infeksi pada wilayah mulut.
Infeksi mulut dan tenggorokan lainnya dan kondisi dapat terjadi pada orang dengan HIV terlepas dari jumlah CD4. Infeksi ini termasuk herpes simpleks, yang menyebabkan luka yang menyakitkan di bibir atau di langit-langit mulut, dan herpes zoster, yang merupakan penyebab cacar air dan herpes zoster. Herpes zoster dapat menyebabkan rasa sakit dan beberapa luka di satu sisi mulut, dengan rasa sakit di daerah mulut yang bertahan lama setelah luka telah sembuh.
Human papillomavirus (HPV), bakteri (baik bakteri yang normalnya terdapat dalam mulut ataupun bakteri yang baru), dan limfoma juga dapat menyebabkan kondisi mulut dan tenggorokan. Beberapa infeksi menular seksual, termasuk klamidia, gonore dan sifilis, juga dapat menginfeksi mulut atau tenggorokan dan menyebabkan sakit tenggorokan, tonsilitis atau luka pada wilayah mulut. Beberapa luka ini, terutama dengan sifilis primer, tidak menyakitkan, sehingga sering terabaikan. Perawatan yang tepat untuk infeksi atau kondisi tersebut adalah kunci untuk menyelesaikan masalah mulut atau tenggorokan ini.
Sariawan
Luka mulut seperti sariawan (juga disebut ulkus aphthous) adalah umum dan biasanya terbentuk pada jaringan berwarna merah muda lembut di dalam bibir dan pipi dan di bagian bawah atau sisi lidah. Diperkirakan bahwa sistem kekebalan tubuh yang aktif karena HIV dapat berkontribusi pada perkembangan luka yang menyakitkan ini. Pengobatan antiretroviral dapat melawan keaktifan ini, sehingga sariawan yang sangat parah kurang umum terjadi saat ini dibandingkan pada masa lalu. Memulai terapi ARV dapat membantu bagi orang-orang yang mengalami sariawan berulang dan parah. Obat antiretroviral saquinavir dapat menyebabkan luka mulut, tetapi obat ini tidak umum digunakan saat ini.
Kekurangan mikronutrien tertentu, khususnya zat besi, seng, niasin, folat, glutathione, karnitin dan vitamin B12 dapat terjadi pada orang dengan HIV dan dapat mempengaruhi untuk kejadian sariawan. Penggunaan mineral dan multivitamin dapat membantu mencegah sebagian besar kekurangan ini. Kekurangan glutathione dapat diatasi dengan penggunaan 600 mg N-asetil-sistein yang diminum tiga kali sehari dengan makanan. Cara yang paling efisien untuk meningkatkan kadar karnitin adalah penggunaan asetil-L-karnitin (500 mg, tiga kali sehari dengan makanan). Perhatikan bahwa nutrisi ini jarang termasuk dalam multivitamin.
Mengkonsumsi terlalu banyak makanan bersifat asam dapat menyebabkan sariawan pada beberapa orang. Mengurangi tomat dan produk yang dibuat dari tomat, buah jeruk dan jusnya, kopi, produk acar, cuka dan makanan asam lainnya dapat membantu mengurangi sariawan. Sariawan juga dapat disebabkan oleh cedera lokal pada mulut, seperti ketika Anda secara tidak sengaja menggigit bagian dalam pipi atau lidah Anda. Mungkin juga ada hubungan genetik karena sariawan lebih mungkin terjadi pada orang-orang dimana anggota keluarga lainnya juga mengalami masalah yang sama. Stres emosional dan kurang tidur juga diketahui dapat menyebabkan sariawan. Beberapa orang menemukan sariawan terjadi lebih sering pada waktu-waktu tertentu selama siklus menstruasi mereka.
Mengobati sariawan
Sebagai langkah awal, banyak orang mengobati sariawan hanya dengan berkumur dengan air garam beberapa kali sehari. Setiap cairan air garam yang dikumur ditahan selama satu hingga dua menit kemudian dibuang sebelum diulangi satu atau dua kali. Meskipun sariawan biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu seminggu sampai 10 hari, perawatan topikal (setempat) dan oral (diminum) tersedia ketika sariawan sering terjadi atau menyebabkan rasa sakit yang signifikan atau kesulitan makan. Jangan takut untuk membicarakan masalah sariawan yang sedang berlangsung dengan dokter Anda.
Penggunaan krim kortikosteroid topikal dan gel adalah pengobatan yang paling umum untuk sariawan. Obat ini bekerja dengan menekan aktivasi kekebalan yang berkontribusi pada perkembangan luka sariawan. Namun, produk semacam itu harus digunakan dengan hati-hati, karena penekanan kekebalan lokal justru dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi oral.
Selama luka tetap ada, semprotan anestesi topikal dapat digunakan untuk mematikan rasa pada area tersebut dan mengurangi rasa sakit saat makan atau menelan. Obat kumur yang terdiri dari lidokain kental, Benadryl elixir, dan nistatin dapat membantu menghilangkan rasa sakit pada luka mulut. Obat kumur ini biasanya disiapkan oleh apoteker. Obat penghilang rasa sakit opiat kadang-kadang ditambahkan jika luka terasa sangat sakit. Jika luka hanya ada di rongga mulut, obat kumur ini bisa digunakan selama dua menit, lalu dibuang. Jika luka meluas ke tenggorokan, obat tersebut dapat diukur dan ditelan.
Deksametason, suatu kortikosteroid, juga dapat ditambahkan. Namun sebelum pengobatan dengan deksametason dimulai, penting untuk memastikan lesi tersebut tidak disebabkan oleh virus herpes atau infeksi lain yang dapat memburuk jika menggunakan obat steroid. Jika deksametason ditambahkan ke dalam obat kumur, lebih baik tidak menelan campuran tersebut. Campuran tersebut sebaiknya dibuang setelah berkumur selama dua menit. Hal ini akan menghindari kemungkinan penekanan kekebalan yang dapat ditimbulkan oleh agen steroid tersebut.
Obat kumur lain yang terkadang digunakan disebut campuran Miles. Campuran ini terdiri dari hidrokortison, nistatin dan tetrasiklin. Campuran ini tidak boleh ditelan, karena hidrokortison juga menekan sistem kekebalan tubuh. Beberapa dokter dan apoteker telah menemukan bahwa mengoleskan zat pewarna gentian violet pada luka mulut adalah pengobatan yang bermanfaat. Sekali lagi, penting untuk memastikan luka tersebut tidak disebabkan oleh jamur atau virus.
Bagi penderita sariawan yang sangat serius dan sering kambuh, thalidomide terbukti efektif. Thalidomide memiliki efek samping yang serius, termasuk cacat lahir yang parah jika dikonsumsi selama kehamilan. Obat ini hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.
Mulut kering
Penurunan produksi air liur yang mengakibatkan mulut kering dapat terjadi sebagai efek samping obat-obatan, perubahan produksi kelenjar ludah, dehidrasi atau radiasi atau kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker. Obat-obatan yang diketahui menurunkan produksi air liur termasuk antidepresan, antihistamin, banyak obat penghilang rasa sakit opioid, foscarnet (digunakan untuk mengobati sitomegalovirus) dan obat antiretroviral 3TC (lamivudine). Kemungkinan terjadinya mulut kering meningkat seiring dengan banyaknya obat yang dikonsumsi seseorang.
Air liur melindungi email gigi, sehingga penurunan produksi air liur dapat menyebabkan peningkatan kerusakan gigi. Aliran air liur yang normal membantu melindungi lapisan mulut, sehingga penurunan produksi air liur membuat kemungkinan terjadinya luka pada mulut. Hal ini juga bisa membuat makan dan menelan menjadi sulit.
Mengobati mulut kering
Minum banyak air dapat membantu mengatasi mulut kering, terutama jika Anda mengalami dehidrasi. Namun, jika terjadi penurunan produksi air liur yang parah, terutama akibat kerusakan kelenjar ludah akibat pengobatan radiasi, minum air minum mungkin tidak membantu. Ketika produksi air liur berkurang karena radiasi atau kemoterapi, obat resep pilocarpine dapat merangsang produksi air liur. Ramuan kulit kayu abu berduri telah terbukti meningkatkan produksi air liur. Hal ini sering dijual sebagai tingtur, dan dosis umum adalah lima sampai 10 tetes ditempatkan di bawah lidah sebelum makan. Herbal pahit juga dapat membantu meningkatkan produksi air liur.
Jika produksi air liur Anda tidak bisa kembali normal, ada pengganti air liur yang bisa digunakan untuk melembapkan mulut. Produk-produk ini dapat melembabkan mulut dan tenggorokan selama satu hingga dua jam, sehingga lebih mudah menelan atau mengunyah. Sebuah penelitian menemukan bahwa Mouth Kote adalah produk yang paling efektif. Ini tersedia tanpa resep, tidak memiliki efek samping dan dimaniskan secara alami dengan xylitol. Tersedia juga permen karet yang dapat membantu meningkatkan produksi air liur dan pasta gigi untuk orang yang memiliki mulut kering.
Dokter gigi biasanya merekomendasikan penggunaan fluorida topikal dan kebersihan gigi yang sangat hati-hati untuk mengurangi perkembangan gigi berlubang pada orang yang kekurangan air liur dalam jangka panjang. Melembabkan makanan juga bermanfaat bagi mereka yang memiliki mulut kering.
Masalah gigi, penyakit periodontal dan radang gusi
Beberapa orang dengan HIV mungkin mengalami masalah gigi, termasuk penyakit periodontal (peradangan pada jaringan di sekitar gigi), gingivitis (radang gusi, ditandai dengan garis merah di mana gusi bertemu dengan gigi atau kemerahan umum pada jaringan gusi) dan kerusakan gigi. Sangat penting untuk mencegah masalah tersebut bila memungkinkan, atau menanganinya secara efektif ketika terjadi. Penyakit ini dapat memburuk jika tidak ditangani, menyebabkan rasa sakit dan kesulitan mengunyah, bau mulut, dan pendarahan atau sakit gusi.
Menyikat dan membersihkan gigi dengan benang merupakan langkah nyata untuk mencegah masalah gigi dan dapat membantu mengatasi beberapa masalah seperti radang gusi. Namun, menyikat gigi dan menggunakan benang gigi biasanya tidak menyelesaikan masalah yang parah. Saat menyikat gigi, sikatlah setiap permukaan gigi secara menyeluruh, begitu juga dengan lidah. Jika lidah atau area di sekitar gigi Anda terlalu sakit untuk disikat dengan sikat gigi biasa, Anda dapat menggunakan salah sikat busa sekali pakai yang tersedia di apotek untuk membersihkan area tersebut.
Mengobati masalah gigi
Langkah pertama dalam mengatasi masalah gusi dan gigi biasanya adalah pembersihan gigi profesional, yang menghilangkan karang gigi di atas dan di bawah garis gusi. Dokter gigi biasanya juga menyarankan penggunaan obat kumur antiseptik. Terkadang mereka juga meresepkan antibiotik jangka pendek untuk menghilangkan bakteri di mulut.
Jika masalah gusi ringan tidak teratasi, masalah tersebut dapat berkembang menjadi penyakit periodontal yang lebih serius. Tulang yang menahan gigi pada tempatnya bisa rusak, begitu pula serat yang menahan gusi hingga ke akar gigi. Gejala penyakit periodontal yang lebih serius dapat berupa gusi berdarah, gigi goyang, bau mulut, dan bahkan gigi tanggal. Pada beberapa orang, suatu kondisi yang disebut periodontitis HIV dapat berkembang. Kondisi ini melibatkan peradangan serius, kerusakan cepat pada jaringan di sekitar gigi, dan hilangnya tulang di sekitar gigi dengan sangat cepat.
Ada suplemen nutrisi tertentu yang mungkin sangat membantu mengatasi masalah gusi dan periodontal. Ini termasuk koenzim Q10 (CoQ10), bioflavonoid, vitamin C dan vitamin D. CoQ10 telah lama digunakan di Jepang sebagai pengobatan masalah periodontal dan gusi dengan keberhasilan yang cukup besar. Karena tingkat CoQ10 rendah pada orang dengan HIV, kekurangan nutrisi ini mungkin menjadi faktor berkembangnya masalah periodontal. Suplemen CoQ10, dalam dosis 100 hingga 300 mg setiap hari, dapat membantu mencegah atau mengatasi masalah gusi dan periodontal. Vitamin C diperlukan untuk kesehatan gusi, dan bioflavonoid seperti quercetin memiliki kualitas penguatan kapiler yang dapat mengurangi pendarahan gusi. Vitamin C yang dikonsumsi maksimal 2.000 mg per hari, batas atas yang dapat ditoleransi, dan quercetin yang dikonsumsi dalam dosis 500 mg, dua kali sehari, dapat membantu menjaga kesehatan mulut.
Perubahan rasa
Obat antiretroviral dan obat lain terkadang dapat menyebabkan rasa tidak normal, mulut kering, atau lesi pada mulut. Antibiotik seperti klaritromisin, azitromisin dan metronidazol dapat menyebabkan rasa atau sensasi logam di mulut. Sejumlah obat antiretroviral juga dapat menyebabkan rasa tidak normal, termasuk lopinavir/ritonavir, ritonavir dan indinavir. Perubahan ini dapat berkurang seiring berjalannya waktu, atau dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan bahkan setelah penggunaan obat dihentikan.
Jika perubahan rasa menjadi masalah, coba yang berikut ini:
Gunakan peralatan plastik untuk mengurangi rasa logam.
Gunakan permen karet dan permen bebas gula untuk menutupi rasa pahit.
Bicarakan dengan apoteker Anda tentang tips mengatasi obat-obatan yang menyebabkan perubahan rasa pad mulut
Tips mengatasi nyeri saat mengunyah
Masalah mulut dan tenggorokan yang dijelaskan pada bagian ini dapat menyebabkan nyeri saat mengunyah atau kesulitan menelan. Berikut beberapa tips praktis yang dapat membantu Anda mengatur pola makan jika Anda mengalami nyeri saat makan, minum, atau menelan:
Cobalah makanan yang teksturnya lembut dan halus; makanan ini lebih mudah untuk dimakan. Ingatlah bahwa Anda dapat menumbuk atau mencampurkan banyak makanan, meskipun itu bukan cara yang biasa Anda makan. Anda juga dapat menggunakan penghalus makanan yang dapat membuat hampir semua makanan dengan konsistensi yang halus. Makanan bayi komersial sudah tercampur dengan baik dan tersedia dalam berbagai variasi. Anda bisa membuat sarapan atau camilan yang mudah diminum dengan memadukan campuran buah-buahan yang tidak asam dengan susu dan bubuk protein.
Melembabkan makanan. Tambahkan kuah atau saus ke dalam makanan sebelum dimakan, atau campurkan ke dalam bahan dasar sup. Rendam roti dan kue dalam cairan sebelum Anda memakannya. Minumlah minuman setiap kali Anda makan.
Hindari buah jeruk, produk tomat, acar, kopi dan cuka karena keasamannya dapat mengiritasi luka pada mulut.
Hindari makanan yang sangat berbumbu atau pedas.
Hindari minuman berkarbonasi jika dapat mengiritasi mulut atau tenggorokan.
Hindari makanan yang keras atau asin, seperti buah dan sayuran mentah tertentu, keripik, popcorn, atau kacang asin.
Hindari makanan yang dapat menempel di mulut, seperti selai kacang.
Hindari makanan dan cairan panas. Makanan dan cairan bersuhu ruangan atau dingin seringkali tidak terlalu menyebabkan iritasi.
Gunakan sedotan untuk meminum cairan.
Cobalah untuk menghindari rokok dan alkohol karena keduanya dapat mengiritasi jaringan di mulut.
Batasi atau hindari makanan manis jika masalah kandidiasi terjadi, karena jamur ini tumbuh subur jika mengonsumsi gula. Jika Anda memang mengonsumsi makanan manis, bersihkan mulut Anda dengan baik setelahnya.
Artikel asli: Mouth and Throat Problems
Tautan asli: https://www.catie.ca/a-practical-guide-to-hiv-drug-side-effects/mouth-and-throat-problems