info@spiritia.or.id | (021) 2123-0242, (021) 2123-0243
Ikuti kami | Bahasa

Detail Informasi

OSTEOPOROSIS

30 Agustus 2023 Efek Samping

OSTEOPOROSIS

Diperbarui 30 Agustus 2023

 

Apa Tulang Itu?

Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat kerangka tersebut. Lapisan luar tulang mempunyai saraf dan jaringan pembuluh darah yang kecil.

Karena tulang bertumbuh, tulang yang tua akan berkurang dan sebaliknya tulang yang baru akan bertumbuh. Pada anak dan orang dewasa yang muda, lebih banyak bahan tulang bertambah dibandingkan berkurang. Tulang kita menjadi semakin besar, berat dan kuat. Setelah kita berusia 30 tahun, lebih banyak bahan tulang yang hilang atau berkurang dibandingkan yang dibuat baru. Oleh karenanya tulang kita menjadi semakin ringan dan rapuh.

Odha mengalami penurunan kepadatan zat mineral tulang dan patah tulang yang luar biasa tinggi. Masalah ini mungkin disebabkan oleh infeksi HIV sendiri. Osteoporosis juga dapat diperburuk oleh beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV.

 

Apa Osteoporosis Itu?

Osteoporosis, atau tulang keropos, terjadi jika terlalu banyak zat mineral hilang dari kerangka tulang. Tulang menjadi rapuh dan lebih mudah patah. Patah tulang yang paling umum adalah tulang pinggul, tulang belakang dan tulang pergelangan tangan. Osteopenia adalah kehilangan zat mineral tulang secara ringan atau sedang.

Kehilangan kepadatan zat mineral tulang dapat terjadi tanpa gejala atau dengan rasa nyeri. Sering kali, tulang pinggul, belakang atau pergelangan tangan yang patah menjadi tanda pertama osteoporosis.

 

Apa Penyebab Osteoporosis?

Sebagaimana kita menua, tulang kita kehilangan kandungan zat mineralnya. Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko osteoporosis. Beberapa dapat kita kendalikan, namun kita tidak bisa mengendalikan faktor yang lain.

Faktor yang kita tidak mampu kendali termasuk: 

Faktor yang kita mampu kendali termasuk: 

 

Beberapa masalah kesehatan juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis:

 

HIV dan Osteoporosis?

Infeksi HIV menyebabkan kehilangan kepadatan zat mineral tulang. Beberapa penelitian memberi kesan bahwa HIV sendiri, peradangan kronis, masalah kesehatan lain atau obat tertentu mungkin ada kaitan dengan penyakit tulang.

Penggunaan tenofovir (salah satu obat antiretroviral) juga dikaitkan dengan kehilangan kepadatan zat mineral tulang.

 

Antiasam dan Kepadatan Zat Mineral Tulang

Penggunaan obat antiasam sejenis proton pump inhibitor (mis. lansoprazol, omeprazol atau esomeprazol) dalam durasi yang berkepanjangan dapat mengurangi kepadatan zat mineral tulang. Dari sisi lain, kita dapat meningkatkan tingkat kalsium dengan penggunaan obat antiasam kalsium karbonat. 

 

Bagaimana Kita Mengetahui Jika Kita Memiliki Osteoporosis?

Satu-satunya cara untuk mengetahui betapa cepat tulang kita menghilangkan kandungan zat mineral adalah melalui tes. Tes yang paling umum dipakai untuk mengukur kepadatan tulang adalah pengamatan Bone Mineral Densitometry.

Bone Mineral Densitometry (BMD) adalah tes kepadatan tulang yang berguna untuk mengevaluasi kemungkinan terjadi osteoporosis pada seseorang. Prosedur ini memanfaatkan teknologi sinar-X untuk mengukur jumlah kalsium dan mineral lain di dalam tulang, terutama tulang belakang, tulang panggul, dan tulang di pergelangan tangan.

Prosedur Bone Mineral Densitometry biasanya tidak berlangsung lama dan tanpa rasa sakit. Prosedur ini hanya memakan waktu sekitar 10-30 menit. Tes ini umum dilakukan pada bagian tulang yang rentan patah akibat osteoporosis dengan dua macam prosedur, yaitu:

 

  1. Central DXA (Dual Energy X-ray Absorptiometry), prosedur ini umum dilakukan untuk mengukur tes kepadatan tulang pada tulang belakang dan tulang panggul. Biasanya Anda akan diminta berbaring di ranjang khusus dan alat radiasi akan melewati tubuh Anda selama pemeriksaan berlangsung. Odha berusia 50 tahun ke atas diusulkan melakukan pengamatan DEXA.

  2. Peripheral DXA, bertujuan untuk mengukur kepadatan tulang di pergelangan tangan, jari-jari, dan tumit kaki.

 

Hasil tes kepadatan tulang

Tes kepadatan tulang menentukan kepadatan mineral tulang (bone mineral density/BMD). BMD Anda dibandingkan dengan 2 norma—dewasa muda yang sehat (skor T Anda) dan orang dewasa yang sesuai usia (skor Z Anda).

Pertama, hasil BMD Anda dibandingkan dengan hasil BMD dari orang dewasa sehat berusia 25 hingga 35 tahun dari jenis kelamin dan etnis yang sama. Standar deviasi (SD) adalah perbedaan antara BMD Anda dan orang dewasa muda yang sehat. Hasil ini adalah Skor T Anda. Skor T positif menunjukkan tulang lebih kuat dari biasanya; skor T negatif menunjukkan tulang lebih lemah dari biasanya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, osteoporosis didefinisikan berdasarkan tingkat kepadatan tulang berikut:

 

Bagaimana Kita Menghadapi Osteoporosis?

Berikut lima cara mencegah osteoporosis yang dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari agar tulang tetap kuat:

  1. Rutin berolahraga dan aktif bergerak

  2. Cukupi kebutuhan kalsium

Orang dewasa umumnya membutuhkan kalsium harian hingga 1000 mg. Sementara kebutuhan kalsium untuk pria berusia di atas 70 tahun dan wanita di atas 50 tahun adalah sebesar 1.200 mg. Lalu, untuk anak-anak, kebutuhan hariannya adalah sekitar 1.300 mg per hari.

Makanan dan minuman yang mengandung kalsium termasuk: susu, keju, yoghurt, telur, brokoli, dan bayam.

 

  1. Konsumsi Vitamin D

Vitamin D berperan penting dalam meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium serta menjaga kadar fosfor dalam darah. Kalsium dan fosfor adalah dua faktor utama dalam menjaga kesehatan tulang, karenanya konsumsi vitamin D yang cukup dalam menunjang kekuatan tulang dan mencegah terjadinya pengeroposan tulang.

Vitamin D bisa didapat dengan rutin berjemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 10-15 menit, dengan tetap menggunakan tabir surya. Selain itu, Anda juga dapat mengonsumsi makanan dan minuman kaya vitamin D seperti telur, susu, sereal, salmon, tuna, dan sejenisnya. Berapa banyak vitamin D yang Anda butuhkan tergantung dari usia dan faktor risiko. Kecukupan gizi yang dianjurkan adalah 600 IU per hari untuk orang dewasa sampai dengan 700, dan 800 IU untuk usia 71 tahun atau lebih. Beberapa peneliti menyarankan dosis yang jauh lebih besar dari vitamin D untuk berbagai manfaat kesehatan, tapi terlalu banyak vitamin D dapat merugikan seseorang terutama jika menggunakan vitamin D di atas 4.000 IU per hari karena ada risiko overdosis.

  1. Hindari Kebiasaan Buruk

Menerapkan pola hidup sehat dengan tidak merokok dan mengonsumsi alkohol, serta mengurangi minuman bersoda merupakan salah satu awal pembentukan tulang sehat dan kuat. Hal ini dikarenakan kandungan alkohol dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam menyimpan kalsium, begitu juga dengan minuman bersoda yang mampu memicu pelepasan kalsium sehingga mengurangi kepadatan tulang.

 

  1. Lakukan Skrining Secara Berkala

Anda dapat melakukan tes kepadatan tulang atau bone mineral density test secara rutin untuk mengevaluasi kemungkinan terjadi osteoporosis.

 

Diperbarui 30 Agustus 2023 dari berbagai sumber