info@spiritia.or.id | (021) 2123-0242, (021) 2123-0243
Ikuti kami | Bahasa

Detail Informasi

ANEMIA

08 September 2023 Efek Samping

ANEMIA

Diperbarui 8 September 2023

 

Apa Anemia Itu?

Anemia berarti kekurangan sel darah merah. Sel darah merah mengandung suatu protein yaitu Hemoglobin (Hb) yang bertugas untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, sehingga anemia dapat menimbulkan gejala kelelahan dan sesak napas. 

Anemia mungkin merupakan efek samping dari zidovudine (AZT), meskipun jarang terjadi pada orang dengan jumlah CD4 di atas 200. Zidovudine sekarang jarang digunakan jika Anda sedang memulai pengobatan HIV. Jika Anda memakai zidovudine dan mengalami anemia, Anda mungkin dapat mengganti obat lain. Namun zidovudine merupakan pilihan obat yang penting bagi sebagian orang, terutama selama kehamilan.

Tingkat Hb diukur sebagai bagian dari tes darah lengkap.

Anemia didefinisikan oleh tingkat Hemoglobin (Hb) dalam darah. Sebagian besar dokter sepakat bahwa tingkat Hb di bawah 6,5 menunjukkan anemia yang gawat. Tingkat Hb yang normal adalah setidaknya 12 untuk perempuan dan 14 untuk laki-laki.

Secara keseluruhan, perempuan mempunyai tingkat Hb yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Begitu juga dengan orang yang sangat tua atau sangat muda.

 

Apa Penyebab Anemia?

Sumsum tulang membuat sel darah merah. Proses ini membutuhkan zat besi, serta vitamin B12 dan asam folat. Eritropoietin (EPO) merangsang pembuatan sel darah merah. EPO adalah hormon yang dibuat oleh ginjal.

Anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak membuat sel darah merah yang cukup. Anemia juga disebabkan kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia:

Infeksi HIV sendiri dapat menyebabkan anemia. Begitu juga banyak infeksi oportunistik yang terkait dengan penyakit HIV.

Beberapa obat yang umumnya dipakai untuk mengobati HIV dan infeksi terkait dapat menyebabkan anemia.

 

Anemia dan HIV

Dahulu, anemia berat jauh lebih umum. Lebih dari 80% yang didiagnosis AIDS mengalami anemia dengan tingkat tertentu. Semakin lanjut penyakit HIV, atau semakin rendah jumlah CD4, lebih semakin mungkin munculnya anemia.

Angka anemia menurun setelah Odha mulai memakai terapi antiretroviral (ART). Anemia berat jarang terjadi di negara maju. Namun ART belum memberantas anemia. Satu penelitian besar menemukan bahwa kurang lebih 46% pasien mempunyai anemia ringan atau sedang, walaupun sudah memakai ART selama satu tahun.

Beberapa faktor yang berhubungan dengan angka anemia semakin tinggi pada Odha adalah:

Kelanjutan penyakit HIV kurang lebih lima kali lebih umum pada orang dengan anemia. Anemia juga dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi. Mengobati anemia tampaknya dapat menghapuskan risiko ini.

 

Bagaimana Anemia Diobati?

Mengobati anemia tergantung pada penyebabnya.

 

Eritropoietin

Untuk mengatasi anemia, dokter dapat meresepkan obat suntik yang disebut eritropoietin. Obat ini dapat merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah. Orang dengan anemia berat mungkin memerlukan transfusi darah untuk menambah sel darah merahnya. Jika anemia disebabkan oleh penggunaan obat, setelah anemia diobati, obat tersebut dapat dilanjutkan kembali, kali ini dengan dosis yang lebih rendah.


 

Pokok kunci pembahasan

Anemia menyebabkan kelelahan dan rasa kurang enak badan. Anemia juga meningkatkan risiko kelanjutan penyakit dan kematian. Anemia dapat disebabkan oleh infeksi HIV atau penyakit lain. Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dan infeksi terkait juga dapat menyebabkan anemia.

Anemia sejak awal adalah masalah untuk Odha. Angka anemia berat menurun secara bermakna di negara maju sejak orang mulai memakai ART. Namun hampir separuh Odha masih mengalami anemia ringan atau sedang.

Mengobati anemia dapat meningkatkan kesehatan dan daya tahan hidup Odha. Mengatasi perdarahan, atau kekurangan zat besi atau vitamin adalah langkah pertama. Jika memungkinkan, sebaiknya berhenti memakai obat penyebab anemia. Jika perlu, pasien sebaiknya diobati dengan eritropoietin (EPO), atau jika tidak ada pilihan lain, dengan transfusi darah.

 

Diperbarui 8 September 2023