FLUKONAZOL
Ditinjau kembali: 6 Juni 2024
Apa itu Flukonazol?
Flukonazol adalah obat antijamur. Tetapi versi generik dengan nama Fluconazole atau nama lain sama dengan versi bermerek, hanya harganya jauh lebih murah.
Mengapa orang dengan HIV menggunakan flukonazol?
Flukonazol digunakan jika infeksi jamur tidak dapat diobati dengan krim atau permen hisap. Obat ini bekerja melawan beberapa jenis jamur, termasuk infeksi jamur yang disebut kandidiasis.
Banyak kuman hidup di tubuh kita atau umum di lingkungan kita. Sistem kekebalan yang sehat dapat menyerang atau mengendalikan infeksi yang disebabkan oleh kuman ini. Namun, infeksi HIV dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Infeksi yang mendapat manfaat dari kerusakan pertahanan kekebalan tubuh dikenal sebagai "infeksi oportunistik." Orang dengan penyakit HIV lanjut dapat mengalami infeksi oportunistik.
Infeksi oportunistik.
Infeksi kandidiasis agak umum terjadi. Tetapi penyakit ini bisa lebih parah pada orang dengan HIV. Ada satu infeksi oportunistik lainnya yaitu meningitis kriptokokus. Flukonazol disetujui untuk mengobati kedua jenis infeksi tersebut.
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa orang yang diobati dengan meningitis kriptokokus memiliki risiko tinggi sindrom pemulihan kekebalan, jika mereka memulai terapi antiretroviral (ART) pada saat yang bersamaan. Para peneliti mengusulkan bahwa ART ditunda sampai infeksi meningitis terkendali. Beberapa dokter juga menggunakan flukonazol untuk mengobati infeksi oportunistik lain yang disebabkan oleh jamur.
Bagaimana dengan resistensi obat?
Jika kita menggunakan obat apa pun, kita harus meminum sesuai dengan yang diresepkan. Banyak orang berhenti menggunakan obat jika sudah merasa lebih baik. Ini bukan langkah yang baik. Jika suatu obat tidak membunuh semua kuman, kuman dapat berubah (bermutasi) sehingga bisa menjadi resisten (resisten). Jika kuman menjadi kebal terhadap satu atau beberapa obat, mereka tidak akan bekerja lagi di tubuh kita. Sebagai contoh, jika kita menggunakan flukonazol untuk melawan kandidiasis, dan kita lupa terlalu banyak dosis, jamur dalam tubuh kita bisa menjadi resisten terhadap flukonazol. Jika ini terjadi, kita harus menggunakan obat lain untuk melawan kandidiasis.
Bagaimana flukonazol digunakan?
Flukonazol tersedia dalam beberapa bentuk. Ada 50 mg, 100 mg, 150 mg dan 200 mg tablet. Obat ini juga tersedia sebagai butiran untuk membuat bentuk cair, dan sebagai cairan untuk infus. Dosis dan lamanya penggunaan tergantung pada jenis infeksi.
Jika Anda memiliki masalah ginjal, dokter Anda dapat mengurangi dosis flukonazol. Obat ini dapat digunakan dengan atau tanpa makanan.
Apa efek samping dari flukonazol?
Efek samping flukonazol yang paling umum adalah sakit kepala, mual, dan sakit perut. Hanya sedikit orang yang mengalami diare. Sebagian besar obat antiretroviral (ARV) menyebabkan masalah dalam sistem pencernaan. Flukonazol dapat memperburuk masalah tersebut. Flukonazol dapat membebani hati. Dokter mungkin akan memantau hasil tes laboratorium kami untuk tanda-tanda kerusakan hati. Periksa dengan dokter Anda jika urin menjadi gelap atau warna tinja (feses) menjadi lebih muda.
Flukonazol juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Periksa dengan dokter Anda apakah berat badan Anda tiba-tiba bertambah drastic atau ada bagian tubuh Anda yang bengkak.
Dalam kasus yang jarang terjadi, flukonazol dapat menyebabkan reaksi serius (sindrom Stevens-Johnson) yang terlihat sebagai ruam pada kulit. Ada bukti bahwa flukonazol dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil dan dosis tinggi yang digunakan selama beberapa bulan dapat menyebabkan cacat pada janin. Jadi lebih baik bagi perempuan hamil untuk tidak menggunakan flukonazol jika ada pilihan yang lebih aman. Flukonazol dilepaskan dalam ASI dengan kadar yang mirip dengan yang ada dalam darah. Jadi flukonazol tidak boleh digunakan oleh perempuan yang menyusui.
Bagaimana flukonazol berinteraksi dengan obat Lain?
Flukonazol sebagian besar diuraikan oleh ginjal. Jadi obat ini tidak benar-benar berinteraksi dengan obat yang dipecah oleh hati, termasuk sebagian besar ARV yang digunakan untuk melawan HIV. Namun, flukonazol berinteraksi dengan indinavir, ritonavir, dan AZT. Flukonazol juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat lain, termasuk beberapa pengencer darah, obat antikanker, diuretik, obat untuk mengurangi gula darah, dan antibiotik. Pastikan dokter mengetahui semua obat, suplemen, dan herbal yang kita gunakan.