info@spiritia.or.id | (021) 2123-0242, (021) 2123-0243
Ikuti kami | Bahasa

Detail Blog

Nevirapine

01 September 2023, 10649 kali dilihat Index

Apa Nevirapine Itu?

Nevirapine adalah obat yang dipakai sebagai bagian dari terapi antiretroviral (ART). Obat ini pertama kali dibuat oleh Boehringer Ingelheim (BI), dengan nama merek Viramune. Namun sekarang versi generik nevirapine tersedia dari beberapa produsen, terutama dari India. Versi yang dibuat oleh Kimia Farma diberi nama Neviral.

Nevirapine termasuk golongan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Obat golongan ini menghambat enzim reverse transcriptase. Enzim ini mengubah unsur genetis (RNA) HIV menjadikannya bentuk DNA. Perubahan ini harus terjadi sebelum kode genetik HIV dapat dimasukkan ke kode genetik sel yang terinfeksi HIV.

Siapa Sebaiknya Memakai Nevirapine?

Nevirapine disetujui di AS pada 1996 sebagai obat antiretroviral (ARV) untuk orang terinfeksi HIV. Nevirapine diuji coba pada orang dewasa serta anak dan bayi di atas usia 15 hari. Orang dengan penyakit hati sebaiknya tidak memakai nevirapine.

Tidak ada pedoman tetap tentang kapan sebaiknya mulai memakai ART. Kita dan dokter harus mempertimbangkan jumlah CD4, viral load, gejala yang kita alami, dan sikap kita terhadap penggunaan ART. Lembaran Informasi (LI) 404 memberi informasi lebih lanjut tentang pedoman penggunaan ART.

Perempuan dengan jumlah CD4 di atas 250 dan laki-laki dengan jumlah CD4 di atas 400 sebaiknya tidak mulai memakai nevirapine akibat risiko masalah hati (hepatotoksisitas – lihat LI 561). Nevirapine tampaknya tidak berdampak buruk pada ibu hamil atau meningkatkan risiko pada janin. Oleh karena itu obat ini dianggap sebagai NNRTI yang paling aman untuk dipakai oleh ibu hamil dalam triwulan pertama kehamilan.

Jika kita memakai nevirapine dengan ARV lain, kita dapat mengurangi viral load kita pada tingkat yang sangat rendah dan meningkatkan jumlah CD4 kita. Hal ini seharusnya berarti kita lebih sehat untuk waktu lebih lama.

Nevirapine juga dapat dipakai untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi. Walaupun AZT (sebuah ARV lain) mencegah lebih banyak infeksi, nevirapine lebih murah dan lebih berhasil dengan ibu yang menyusui bayinya. Nevirapine setiap hari dari kelahiran sampai usia 6 bulan atau penghentian penyusuan adalah sangat efektif untuk mencegah penularan HIV pada bayi.

Sayangnya, resistansi terhadap nevirapine berkembang pada banyak perempuan yang memakainya dengan cara ini waktu hamil. Resistansi ini dapat ditularkan melalui menyusui. Oleh karena ini, para peneliti meninjau kembali apakah nevirapine sebaiknya tetap dipakai untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi.

Bagaimana dengan Resistansi terhadap Obat?

Waktu HIV menggandakan diri, sebagian dari bibit HIV baru menjadi sedikit berbeda dengan aslinya. Jenis berbeda ini disebut mutan. Kebanyakan mutan langsung mati, tetapi beberapa di antaranya terus menggandakan diri, walaupun kita tetap memakai ART – mutan tersebut ternyata kebal terhadap obat. Jika ini terjadi, obat tidak bekerja lagi. Hal ini disebut sebagai ‘mengembangkan resistansi’ terhadap obat tersebut. Lihat LI 126 untuk informasi lebih lanjut tentang resistansi.

Kadang kala, jika virus kita mengembangkan resistansi terhadap satu macam obat, virus juga menjadi resistan terhadap ARV lain. Ini disebut ‘resistansi silang’ atau ‘cross resistance’ terhadap obat atau golongan obat lain. Resistansi silang di antara NNRTI berkembang sangat cepat. Jika kita mengembangkan resistansi terhadap satu jenis NNRTI, kemungkinan kita tidak lagi dapat memakai obat apa pun dari golongan ini dalam ART kita.

Resistansi dapat segera berkembang. Sangat penting memakai ARV sesuai dengan petunjuk dan jadwal, serta tidak melewati atau mengurangi dosis.

Bagaimana Nevirapine Dipakai?

Nevirapine tersedia dengan bentuk pil berisi 200mg. Dosis nevirapine yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 200mg per hari untuk dua minggu (masa awal), kemudian 400mg per hari (200mg dua kali sehari). Penting mengikuti jadwal ini untuk menghindari risiko efek samping yang berat. Versi sirop juga tersedia untuk anak. Versi baru dengan nama Viramune XR yang dapat dipakai sekali sehari disetujui oleh FDA-AS pada 2011, tetapi belum tersedia di Indonesia.

Apa Efek Samping Nevirapine?

Jika kita mulai memakai ART, kita mungkin mengalami efek samping sementara, misalnya sakit kepala, darah tinggi, atau seluruh badan merasa tidak enak. Efek samping ini biasanya lambat laun membaik atau hilang.

Efek samping nevirapine yang paling berat adalah kerusakan pada hati, yang dapat menjadi gawat. Risiko terbesar terjadinya masalah ini adalah selama enam minggu pertama pengobatan dengan nevirapine. Namun pasien seharusnya dipantau secara hati-hati selama 18 minggu pertama memakai nevirapine untuk mengamati munculnya masalah kulit atau hati, jika mungkin dengan tes fungsi hati (liver function test/LFT – lihat LI 135). Pada beberapa kasus, masalah hati dapat memburuk walaupun nevirapine dihentikan.

Karena risiko kerusakan pada hati, nevirapine tidak dapat dipakai untuk profilaksis pascapajanan (PPP atau pencegahan HIV setelah kecelakaan di tempat kerja). Lihat LI 156 untuk informasi lebih lanjut mengenai PPP.

Efek samping yang paling umum akibat nevirapine adalah ruam pada kulit, yang dialami kurang lebih 25% pasien. Efek samping ini lebih umum pada perempuan dibanding laki-laki. Jika kita mengembangkan ruam selama masa awal (masa dosis rendah), kita sebaiknya tidak meningkatkan dosis menjadi penuh. Jika ruam merasa tidak nyaman, sebaiknya berhenti memakai obat ini. Beberapa dokter meresepkan prednison untuk mengobati ruam ini. Namun penelitian menunjukkan bahwa obat ini dapat memburukkan ruam.

Satu efek samping yang jarang terjadi adalah sindrom Stevens-Johnson. Ini ruam kulit berat yang dapat menjadi gawat – lihat LI$#0160;562.

Satu efek samping nevirapine yang dapat membantu adalah peningkatan pada tingkat kolesterol HDL (kolesterol “baik”).

Bagaimana Nevirapine Berinteraksi dengan Obat Lain?

Nevirapine dapat berinteraksi dengan obat lain, suplemen atau jamu yang kita pakai – lihat LI 407. Interaksi ini dapat mengubah jumlah masing-masing obat yang masuk ke aliran darah kita dan mengakibatkan overdosis atau dosis rendah. Interaksi baru terus-menerus diketahui.

Obat yang harus diperhatikan termasuk ARV lain, obat yang dipakai untuk mengobati TB (lihat LI 515), obat untuk disfungsi ereksi (mis. Viagra), obat yang mengendalikan denyut jantung (antiaritmia), dan obat sakit kepala migran. Interaksi juga dapat terjadi dengan beberapa antihistamin (obat antialergi), sedatif, obat untuk mengurangi kolesterol, dan obat antijamur. Pastikan dokter tahu SEMUA obat, suplemen dan jamu yang kita pakai.

Nevirapine mengurangi tingkat beberapa obat KB dalam darah. Hal ini mungkin menonaktifkan pil tersebut.

Nevirapine juga mengurangi tingkat metadon dan buprenorfin dalam darah. Ini dapat mengakibatkan gejala lepas zat (sakaw).

Ramuan St. John’s Wort (lihat LI 729) mengurangi tingkat beberapa jenis NNRTI dalam darah. Jangan memakai ramuan ini bersamaan dengan nevirapine.

Diperbarui 24 Desember 2014 berdasarkan FS$#0160;431 The AIDS InfoNet 16 April 2014