Gonore (infeksi Neisseria gonorrhoeae)
Oleh: WHO, 4 Juli 2024
Diadaptasi oleh Tim Spiritia: 8 November 2024
Fakta-fakta penting
Gonore adalah infeksi menular seksual yang dapat dicegah dan disembuhkan yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, yang utamanya ditularkan melalui hubungan seks vaginal, oral, atau anal.
Pada tahun 2020, diperkirakan ada 82,4 juta infeksi baru di kalangan orang dewasa di seluruh dunia.
Kebanyakan perempuan yang terkena gonore tidak menunjukkan gejala, dan ketika mereka mengalaminya, keluarnya cairan dari vagina adalah hal yang umum, sementara kebanyakan laki-laki mengalami keluarnya cairan dari penis mereka.
Jika tidak diobati, gonore dapat menyebabkan kemandulan pada laki-laki dan perempuan serta komplikasi kesehatan seksual dan reproduksi lainnya. Penyakit ini juga meningkatkan risiko infeksi HIV.
Resistensi antimikroba terhadap gonore merupakan masalah yang serius dan terus berkembang, yang menyebabkan banyak golongan antibiotik tidak efektif dan berisiko tidak dapat diobati.
Ringkasan
Gonore adalah infeksi menular seksual yang umum disebabkan oleh sejenis bakteri. Penyakit ini biasanya menyebar melalui hubungan seks vaginal, oral, atau anal. Gonore dapat diobati dan disembuhkan dengan antibiotik.
Sebagian besar kasus gonore dapat dicegah dengan penggunaan kondom yang teratur dan benar.
Gonore menyebabkan gejala yang berbeda pada perempuan dan laki-laki. Perempuan sering kali tidak merasakan gejala, tetapi infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan kemandulan dan masalah selama kehamilan.
Gejala umum pada laki-laki meliputi nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil, keluarnya cairan dari penis, dan terkadang nyeri pada testis.
Gonore dapat ditularkan dari ibu hamil ke bayinya.
Infeksi gonokokus meningkatkan risiko tertular dan menyebarkan HIV.
Ruang lingkup masalah
Pada tahun 2020, WHO memperkirakan 82,4 juta infeksi baru dengan N. gonorrhoeae di antara orang dewasa berusia 15 hingga 49 tahun. Prevalensi gonore tertinggi di antara populasi rentan seperti laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, pekerja seks, perempuan transgender, dan remaja serta orang muda di negara-negara dengan beban tinggi.
Gonore dapat diobati dan dapat disembuhkan dengan beberapa antibiotik. Namun, munculnya N. gonorrhoeae yang resistan terhadap antibiotik membuat pengobatan gonore semakin menantang, dengan risiko menjadi tidak dapat diobati. Penggunaan antibiotik yang rasional dan pengembangan antibiotik baru sangat penting untuk mengurangi ancaman yang nyata ini.
Tanda dan gejala
Gonore dapat menyebabkan gejala pada alat kelamin, anus, atau tenggorokan. Laki-laki dan perempuan mungkin mengalami gejala yang berbeda. Gejala biasanya muncul 1–14 hari setelah kontak seksual dengan orang yang terinfeksi.
Pada laki-laki, gejala umum meliputi:
keluarnya cairan putih, kuning, atau kehijauan dari penis
nyeri atau perih saat buang air kecil
testis nyeri atau bengkak.
Kebanyakan perempuan dengan gonore tidak memiliki gejala atau tidak menyadarinya. Jika terjadi, gejalanya dapat meliputi:
keluarnya cairan dari vagina
nyeri atau perih saat buang air kecil
pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau selama hubungan seksual.
Infeksi anus pada Perempuan dan laki-laki dapat menyebabkan:
keluarnya cairan
pendarahan
gatal
nyeri
buang air besar yang menyakitkan.
Infeksi tenggorokan sering kali tidak memiliki gejala. Jika gejala muncul, gejalanya dapat meliputi kemerahan, nyeri, dan sakit tenggorokan.
Bayi yang lahir dari ibu dengan gonore dapat mengalami infeksi mata. Hal ini menyebabkan kemerahan, nyeri, luka, dan air mata. Hal ini dapat dicegah dengan obat mata untuk bayi baru lahir.
Kemungkinan komplikasi
Infeksi N. gonorrhoeae yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi dan gejala sisa pada perempuan, seperti penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, dan infertilitas.
Komplikasi pada laki-laki adalah pembengkakan skrotum, striktur uretra, dan infertilitas.
Konjungtivitis neonatal (infeksi mata) jika tidak diobati dapat menyebabkan kebutaan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi gonokokus yang menyebar dapat terjadi dan bermanifestasi sebagai demam dan infeksi pada beberapa organ tubuh seperti kulit, jantung, sendi, dan meningen.
Infeksi gonore dapat menyebabkan stigma dan memengaruhi hubungan pribadi. Efek ini penting tetapi sering kali tidak dapat diukur.
Diagnosa
Tes molekuler merupakan standar emas untuk mendiagnosis N. gonorrhoeae yang dapat dilakukan di laboratorium atau di tempat perawatan. Tes diagnostik cepat saat ini sedang dikembangkan.
Mikroskopi pewarnaan Gram digunakan di beberapa laboratorium. Namun, metode ini kurang sensitif pada perempuan dengan keputihan/serviks serta untuk infeksi tenggorokan dan dubur.
Di banyak tempat perawatan kesehatan primer di mana kapasitas diagnostik untuk mendeteksi N. gonorrhoeae tidak tersedia, pendekatan sindromik untuk manajemen kasus direkomendasikan.
Pengambilan riwayat seksual dan penilaian risiko sangat penting dalam mengevaluasi pengguna layanan sebelum diagnosis. Pemeriksaan klinis, pemeriksaan menggunakan spekulum (pada perempuan) dan palpasi dapat memberikan petunjuk penting untuk diagnosis klinis.
Sampel urin (lebih disukai untuk laki-laki) umumnya digunakan untuk mendiagnosis gonore, tetapi usapan/swab (lebih disukai untuk perempuan) dari genital dan tempat lain (anus, tenggorokan, konjungtiva) dapat digunakan tergantung pada lokasi gejala, praktik seksual, dan riwayat medis. Karena sebagian besar kasus tidak memiliki gejala, strategi skrining untuk populasi yang berisiko tinggi terkena gonore untuk mencegah penyebaran infeksi dan perkembangan komplikasi dianjurkan. Pengujian biasanya digabungkan dengan tes untuk infeksi menular seksual lainnya (seperti HIV, sifilis, dan klamidia).
Pengujian sensitivitas antimikroba untuk N. gonorrhoeae dilakukan dalam kasus kegagalan pengobatan klinis untuk memeriksa apakah patogen tersebut resistan terhadap obat-obatan. WHO merekomendasikan agar negara-negara memantau pola resistensi antimikroba mereka untuk menginformasikan rekomendasi pengobatan.
Pengobatan
Orang dengan gonore harus diobati sesegera mungkin.
Gonore diobati dengan antibiotik yang disebut sefalosporin. Ini termasuk:
seftriakson, biasanya diberikan melalui suntikan dan merupakan pengobatan yang lebih disukai
sefiksim, biasanya diberikan secara oral dengan antibiotik lain, azitromisin, tetapi hanya jika seftriakson tidak memungkinkan.
Orang harus menunggu 7 hari setelah minum obat sebelum berhubungan seks. Mereka harus memberi tahu pasangan seksual mereka untuk menjalani tes atau pengobatan.
Pengobatan dapat gagal karena:
tidak minum obat sesuai petunjuk
infeksi ulang
bakteri menjadi resistan terhadap obat
mengalami infeksi lain yang tidak diobati dengan gejala yang sama.
Orang dengan gonore harus melanjutkan pengobatan hingga infeksinya sembuh.
Pencegahan
Sebagian besar kasus gonore dapat dicegah dengan penggunaan kondom yang konsisten dan benar dalam setiap hubungan seksual.
Orang yang memiliki gonore harus memberi tahu pasangan seksualnya saat ini dan sebelumnya untuk membantu mencegah penyebaran penyakit.
Salep mata antibiotik direkomendasikan untuk bayi baru lahir guna mencegah infeksi mata gonokokus.
Tidak ada vaksin khusus untuk pencegahan gonore. Namun, penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan dengan penggunaan vaksin meningokokus tipe B (4CMenB) yang tampaknya menawarkan perlindungan silang terhadap gonore. WHO sementara memantau hasil uji coba vaksin.
Tanggapan WHO
WHO telah mengakui gonore sebagai masalah kesehatan masyarakat yang signifikan dan telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi beban global melalui strategi pencegahan, diagnosis, dan pengobatan. Strategi Sektor Kesehatan Global tentang HIV, hepatitis virus, dan IMS 2022–2030 bertujuan untuk mengurangi kejadian infeksi N. gonorrhoeae hingga 90% pada tahun 2030, dibandingkan dengan dasar tahun 2020. WHO bekerja sama dengan negara-negara dan mitra untuk meningkatkan pendekatan manajemen kasus yang berpusat pada masyarakat, memastikan rekomendasi pengobatan yang tepat dan strategi pengujian dan layanan mitra yang efektif, mendukung pengembangan diagnostik dan pengobatan baru yang mudah digunakan dan terjangkau, pengembangan vaksin, dan meningkatkan pengawasan.
WHO juga bekerja sama dengan negara-negara dan mitra untuk meningkatkan pengelolaan resistensi antimikroba melalui Enhanced Gonorrhoea Antimicrobial Surveillance Program (EGASP), yang mencakup penerapan dan penggunaan sistem pengawasan yang lebih baik untuk mendeteksi resistensi antimikroba pada N. gonorrhoeae dan untuk menginformasikan pengobatan yang tepat secara lokal.
Artikel asli: Gonorrhoea (Neisseria gonorrhoeae infection)
Tautan asli: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/gonorrhoea-(neisseria-gonorrhoeae-infection)