Asam folat melindungi terhadap cacat tabung saraf saat menggunakan dolutegravir
Oleh: Keith Alcorn, aidsmap.com, 13 Mei 2024
Diterjemahkan oleh: Tim Spiritia pada 7 Juni 2024
Rendahnya tingkat folat (vitamin B9) meningkatkan risiko cacat tabung saraf pada janin tikus dalam percobaan laboratorium yang diberi dolutegravir selama kehamilan. Para peneliti dari Baylor College of Medicine dalam jurnal AIDS mengungkapkan hal ini menggarisbawahi pentingnya suplemen asam folat bagi perempuan usia subur dan fortifikasi makanan dengan asam folat.
Folat ditemukan dalam sayuran berdaun hijau, buah-buahan tropis, kacang-kacangan dan biji-bijian. Asam folat adalah formulasi folat yang lebih kuat yang dapat dikonsumsi sebagai suplemen atau ditambahkan ke bahan makanan.
Asam folat (folat atau vitamin B9) mengurangi risiko cacat tabung saraf (terganggunya pembentukan tabung saraf selama bayi dalam kandungan) sekitar 80% jika dikonsumsi setiap hari sebelum pembuahan dan selama kehamilan. Asam folat juga mengurangi risiko terjadinya anemia selama kehamilan. Ada beragam bukti tentang efektivitas asam folat dalam mencegah bayi yang terlahir dengan langit-langit mulut sumbing.
Pada tahun 2018, sebuah penelitian observasional prospektif di Botswana, Tsepamo, melaporkan frekuensi cacat tabung saraf yang lebih tinggi pada bayi yang lahir dari ibu dengan HIV yang menerima dolutegravir sekitar waktu pembuahan jika dibandingkan dengan efavirenz. Studi tindak lanjut jangka panjang di Botswana menemukan bahwa perbedaan risiko menjadi tidak signifikan karena semakin banyak kelahiran yang dilaporkan.
Dolutegravir diketahui menghambat penyerapan asam folat, sehingga kecenderungan tingkat cacat tabung saraf yang lebih tinggi pada perempuan yang menerima dolutegravir di Botswana.
Penelitian di negara lain yang bahan makanannya diperkaya dengan asam folat, terutama Brasil dan Amerika Serikat, tidak menemukan bukti peningkatan risiko cacat tabung saraf terkait pengobatan dolutegravir.
Untuk menyelidiki apakah kadar folat yang rendah memang berkontribusi terhadap perkembangan cacat tabung saraf ketika dolutegravir digunakan, para peneliti di Baylor College of Medicine, Houston, melakukan penelitian pada tikus. Profesor Robert Cabrera dan rekannya di Baylor telah menyelidiki hubungan antara folat dan cacat tabung saraf terkait dolutegravir sejak 2019.
Mereka membandingkan dampak paparan dolutegravir selama kehamilan pada janin yang diperoleh dari tikus percobaan yang diberi diet rendah folat atau folat normal dan kemudian diberi dolutegravir dalam air minum selama paruh pertama kehamilan.
Tikus percobaan menerima diet rendah folat (0,3mg/kg) atau folat normal (3mg/kg) selama empat minggu. Setelah kawin, tikus hamil terus menerima makanan ini dan juga menerima dosis dolutegravir yang setara dengan manusia (n=43) atau dosis lima kai lebih tinggi (n=40) atau sepuluh kali lebih tinggi (n=41) daripada dosis terapeutik manusia sejak hari ke-6 sampai hari ke-12 kehamilan. Kelompok kontrol (n=45) hanya menerima diet folat rendah atau normal, tanpa dolutegravir. Tikus percobaan tersebut kemudian menerima eutanasia pada hari ke-18 dan janinnya diperiksa untuk mengetahui adanya cacat tabung saraf.
Dosis dolutegravir tidak dikaitkan dengan perbedaan berat janin, jumlah janin per tikus hamil, atau kematian janin.
Empat janin dalam tiga kelahiran berbeda mengalami cacat tabung saraf. Semuanya telah terpapar dolutegravir dan semuanya berasal dari tikus yang diberi diet rendah folat. Kejadian cacat tabung saraf diperkirakan sebesar 0,415% per kelahiran dibandingkan dengan kejadian sebesar 0,1% pada jenis tikus laboratorium yang digunakan sebagai kontrol dalam percobaan ini (p=0,0007). Tidak ada perbedaan signifikan dalam kejadian menurut dosis dolutegravir.
Langit-langit mulut sumbing terjadi pada tiga janin pada kelompok yang diobati dengan dolutegravir tetapi tidak pada kelompok kontrol, pada dosis yang bervariasi dan pada kelompok folat rendah dan normal. Insiden langit-langit mulut sumbing adalah satu dari 63 kelahiran dibandingkan dengan satu dari 300 kelahiran pada tikus laboratorium jenis ini (p=0,0167).
Kelainan pada tulang rusuk lebih sering terjadi pada janin yang terpajan dolutegravir, apa pun tingkat folat makanannya, hal ini mencerminkan kemungkinan efek dolutegravir pada perkembangan kerangka janin.
Para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka mendukung kesimpulan bahwa populasi yang diperkaya folat melindungi dari cacat tabung saraf yang disebabkan oleh dolutegravir.
Penelitian ini tidak menemukan dampak dolutegravir terhadap kenaikan berat badan tikus. Diet rendah folat tidak menunjukkan tanda-tanda defisiensi folat seperti anemia megaloblastik.
Diet rendah folat dikaitkan dengan jumlah janin hidup yang lebih rendah pada dosis dolutegravir yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok kontrol rendah folat.
Populasi manakah yang memiliki risiko lebih besar terhadap kadar folat rendah?
Sebagai hasil dari uji klinis besar-besaran yang menunjukkan efektivitas suplementasi asam folat dalam mencegah bayi dilahirkan dengan cacat tabung saraf, banyak negara termasuk Amerika Serikat memperkenalkan kebijakan yang mengharuskan produk sereal dan biji-bijian diperkaya dengan asam folat. Beberapa negara lain, termasuk banyak negara di Eropa, lebih memilih untuk melakukan fortifikasi sukarela. Sebaliknya, mereka memberikan suplemen asam folat kepada perempuan hamil dan perempuan yang sedang mencoba untuk hamil.
Tinjauan sistematis terhadap penelitian yang mengamati kadar folat pada populasi umum, tidak hanya perempuan usia subur, menunjukkan perbedaan besar dalam rata-rata kadar folat antara negara-negara yang mewajibkan fortifikasi makanan folat dan negara-negara yang memiliki kebijakan fortifikasi sukarela atau tanpa kebijakan.
Tinjauan tersebut menemukan bahwa wajib fortifikasi juga dikaitkan dengan 50% lebih rendahnya prevalensi cacat tabung saraf dibandingkan tanpa kebijakan, sedangkan kebijakan fortifikasi sukarela dikaitkan dengan prevalensi 20% lebih rendah dari cacat tabung saraf.
Pada tahun 2023, hampir semua negara di Afrika bagian timur dan selatan mewajibkan kebijakan fortifikasi selain Namibia, Botswana, eSwatini, dan Lesotho, meskipun masing-masing negara tersebut mengimpor sejumlah besar gandum dari negara tetangganya, Afrika Selatan, yang mewajibkan fortifikasi. Sebagian besar negara di Afrika Barat juga mewajibkan kebijakan fortifikasi.
Zambia tidak memiliki kebijakan mengenai fortifikasi dan begitu pula sebagian besar negara lain di Afrika tengah.
Fortifikasi adalah wajib di seluruh Amerika Utara dan Selatan. Kebijakan di Asia berbeda-beda, mulai dari fortifikasi sukarela di India dan Tiongkok, fortifikasi wajib di Indonesia dan Vietnam, hingga tidak adanya kebijakan di Kamboja dan Pakistan.
Pada tahun 2018, banyak negara di Afrika dengan prevalensi HIV yang tinggi memilih untuk menghindari pemberian dolutegravir kepada perempuan hamil atau perempuan usia subur sampai ada lebih banyak bukti yang tersedia. Temuan penelitian selanjutnya telah meyakinkan para pembuat kebijakan bahwa tingkat cacat tabung saraf yang terkait dengan penggunaan dolutegravir bukanlah hal yang aneh tetapi upaya lebih lanjut diperlukan untuk menjadikan suplementasi asam folat sebagai perawatan standar bagi perempuan hamil dengan HIV di mana terdapat risiko rendahnya asupan folat dari makanan.
Artikel asli: Adequate levels of folate protect against neural tube defects when taking dolutegravir
Sumber: Tukeman GL et al. Dolutegravir-induced neural tube defects in mice are folate responsive. AIDS 38: 439-446, 2024.
DOI: 10.1097/QAD.0000000000003639
Quinn M et al. Global heterogeneity in folic acid fortification policies and implications for prevention of neural tube defects and stroke: a systematic review. eClinical Medicine 67: 102366, 2024 (open access).