MASALAH PENGLIHATAN
Diperbarui: 16 Mei 2024
Apa Masalah Penglihatan Itu?
Sebagian besar orang dengan HIV tidak mengalami masalah terkait HIV yang berpengaruh pada matanya. Penggunaan terapi antiretroviral (ARV) dapat mencegah kerusakan pada sistem kekebalan tubuh yang dapat memungkinkan masalah peng- lihatan. Namun, sebagian orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mengembangkan penyakit mata yang berat. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan jika tidak segera diobati.
Penyakit mata yang paling berat disebabkan oleh virus sitomegalia (CMV). Jika jumlah CD4 kita di bawah 50-75 – atau pernah di bawah angka itu, CMV dapat menyebabkan retinitis. Penyakit ini adalah kerusakan sel pada retina, bagian belakang mata yang peka pada cahaya.
Infeksi lain yang dapat berpengaruh pada mata kita termasuk infeksi oportunistik, misalnya virus herpes (virus varisela zoster) dan toksoplasmosis, atau infeksi biasa seperti virus herpes simpleks dan sifilis.
Gejala Penyakit Mata
Gejala awal retinitis CMV dapat termasuk:
Penglihatan yang kabur
‘Floater’ (katung-katung) baru – titik hitam yang sangat kecil yang bergerak- gerak pada ruang penglihatan
Titik buta
Kilasan cahaya terang
Jika jumlah CD4 kita adalah atau pernah rendah, kita harus menganggap gejala ini sebagai sangat penting. Kita sebaiknya segera periksa ke dokter, karena semakin cepat CMV diobati, semakin kecil kerusakannya. Jika jumlah CD4 lebih tinggi, masalah kemungkinan tidak disebabkan CMV, namun sebaiknya kita segera ke dokter.
Gejala serupa dapat disebabkan oleh toksoplasmosis, pada orang dengan HIV dengan jumlah CD4 di bawah 100.
Uveitis (radang pada lapisan dalam mata) menyebabkan kemerahan dan rasa sakit pada mata, dan penglihatan kabur. Uveitis terkait CMV juga dapat muncul sebagai akibat sindrom pemulihan kekebalan, biasanya segera setelah kita mulai terapi antiretroviral (ART) dengan jumlah CD4 yang sangat rendah.
Masalah mata juga dapat disebabkan obat tertentu, termasuk rifabutin (obat anti-mycobacterium avium complex) dan etambutol (obat anti-tuberkulosis). ddI dan asiklovir infus juga dapat menyebabkan masalah mata, walau jarang.
Orang dengan HIV juga lebih rentan terhadap keratokonjungtivitis sika (mata kering), akibat radang pada kelenjar air mata disebabkan oleh HIV. Masalah ini dapat diburukkan dengan membaca atau memakai komputer secara berlebihan.
Pemeriksaan Mata
Ada cara sederhana untuk mengetahui apakah kita membutuhkan kacamata. Sediakan sehelai kertas dengan satu lubang peniti. Lihat melalui lubang tersebut dengan mata tunggal satu per satu. Jika hasilnya lebih jelas, sebaiknya kita periksa ke klinik mata/optik.
Penglihatan kita juga dapat berubah secara sementara setelah kita sakit, akibat perubahan pada lensa di mata.
Kita dapat memeriksa mata sendiri waktu membaca, dengan mencari daerah yang bengkok-bengkok, kabur atau gelap. Cara lebih baik adalah untuk memakai gambar jaringan, yang disebut Grid Amsler. Gambar ini, dengan pedoman untuk memakainya, dapat diminta dari dokter.
Dokter kita dapat memeriksa bagian belakang mata kita dengan alat khusus. Jika ditemukan masalah, mungkin kita dirujuk pada spesialis mata.
Pengobatan Masalah Penglihatan
Cara terbaik untuk mengobati masalah penglihatan yang disebabkan oleh infeksi oportunistik adalah dengan ART. Jika sistem kekebalan tubuh menjadi pulih, infeksi tersebut sering hilang tanpa pengobatan lain. Namun, seperti dibahas di atas, kalau kita mulai ART dengan jumlah CD4 rendah, kita rentan terhadap sindrom pemulihan kekebalan, yang dapat menyebabkan atau memburukkan masalah penglihatan.
Kerusakan pada retina akibat CMV adalah permanen dan tidak dapat dipulihkan. Kehilangan penglihatan akibat kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dengan kacamata. Tujuan pengobatan anti-CMV adalah agar mencegah kerusakan menjadi lebih buruk. Obat misalnya gansiklovir, foskarnet dan sidofovir dapat melambatkan atau mencegah perluasan kerusakan. Obat ini dapat dipakai dengan beberapa cara, termasuk infus intravena, suntikan langsung ke mata, susuk dalam mata.
Sekarang ada versi gansiklovir yang baru, dengan nama valgansiklovir. Obat ini dapat dipakai dengan tablet. Umumnya, obat ini sangat mahal dan sulit terjangkau, tetapi produsen sudah sepakat dengan Medicines Patent Pool untuk menyediakan obat ini dengan harga lebih terjangkau di negara berkembang, khusus untuk dipakai untuk meng- obati retinitis CMV.
Jika masalah penglihatan disebabkan oleh infeksi lain, pengobatan yang cocok untuk melawan infeksi dipakai. Misalnya, untuk herpes, obat antiviral: untuk tokso, antibiotik. Uveitis yang disebabkan oleh obat dapat diobati dengan berhenti penggunaan obat penyebab, atau mengurangi dosisnya. Gejala dapat dikurangi dengan obat antiradang.
Mengawasi Mata
Masalah penglihatan dapat berdampak pada siapa pun, apakah terinfeksi HIV atau tidak. Masalah umum. Adalah masuk akal untuk melakukan tes mata secara berkala, kurang lebih dua tahun sekali, agar masalah dapat diketahui lebih dini. Dan sebagaimana kita menua, semakin mungkin kita membutuhkan kacamata.
Garis Dasar
Masalah penglihatan pada orang dengan HIV dapat disebabkan oleh beberapa infeksi oportunistik atau infeksi biasa lain. Masalah yang disebabkan oleh infeksi oportunistik, misalnya CMV atau toksoplasmosis, biasanya baru terjadi waktu sistem kekebalan sangat rusak, yang ditunjukkan oleh jumlah CD4 yang rendah. Jika infeksi ini diobati dengan memakai ART, masalah penglihatan yang disebabkannya dapat hilang.
Namun, kerusakan pada mata akibat CMV tidak dapat dipulihkan. Jika kita mengalami masalah penglihatan, sebaiknya kita segera periksa ke dokter.