info@spiritia.or.id | (021) 2123-0242, (021) 2123-0243
Ikuti kami | Bahasa

Detail Informasi

ORANG LANSIA DAN HIV

10 Agustus 2014 Populasi Pasien

Berapa Orang Lansia Terinfeksi HIV?

Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan lebih dari 4% orang yang diketahui AIDS di Indonesia berusia 50 tahun ke atas. Namun kemungkinan jumlahnya lebih besar; di Indonesia jumlah orang lanjut usia yang dilaporkan dengan AIDS meningkat dari 82 (2,3% jumlah laporan AIDS) pada 2006 men- jadi 406 (6,5%) pada 2013.

Jumlah orang lanjut usia (lansia) dengan AIDS terus meningkat. Ada tiga jenis orang lansia dengan HIV: orang yang sudah lama hidup dengan HIV; orang terinfeksi HIV yang baru saja mengetahui status HIV-nya; dan orang yang baru terinfeksi waktu sudah lansia. Kurang lebih separuh orang lansia dengan HIV terinfeksi satu tahun atau kurang sebelumnya.

Banyak orang menganggap usia 50 tahun belum ‘tua’. Namun usia 50 tahun dipakai untuk statistik mengenai orang lansia dengan HIV dan AIDS.

Mengapa Orang Lansia Tertular?

Ada beberapa alasan:

y Orang lansia jarang dites untuk HIV

y Orang lansia mungkin kurang sadar mengenai faktor risiko tertular HIV (lihat Lembaran Informasi (LI)152)

y Banyak orang lansia baru ‘bujang’ lagi karena cerai atau menjanda. Waktu mereka berpasangan kembali, mereka tidak memperhatikan pesan pencegahan

y Orang lansia jarang dianggap ‘kelom- pok berisiko’, sehingga tidak menjadi sasaran untuk penyuluhan

y Banyak orang lansia beranggapan bahwa ‘AIDS hanya penyakit orang muda’

y Pelatihan mengenai cara berhubungan seks lebih aman jarang disediakan untuk orang lansia

y Penggunaan jarum suntik bergantian (lebih dari 16% kasus yang dilaporkan di AS, tetapi di bawah 2% di Indonesia)

y Hubungan seks yang tidak aman, baik heteroseks maupun homoseks. Dalam era Viagra dan obat lain untuk membantu laki-laki mendapat ereksi, orang lansia mungkin mulai berhubungan seks lagi setelah beberapa tahun puasa

y Dokter mungkin tidak mendiagnosis infeksi HIV pada orang lansia. Bebe- rapa gejala awal mungkin dianggap disebabkan oleh penuaan

y Stigma terkait HIV lebih buruk untuk orang lansia. Akibat ini, mungkin mereka tidak siap mengungkapkan infeksinya pada keluarga dan teman

Apakah Penyakit HIV Berbeda untuk Orang Lansia?

Penelitian pertama tentang HIV pada orang lansia dilakukan sebelum terapi antiretroviral (ART) tersedia. Sebagian besar penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang lansia menjadi sakit dan meninggal lebih cepat dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Hal ini diperkirakan disebabkan sistem keke- balan tubuh yang lebih lemah pada orang lansia. Lagi pula, orang lansia biasanya mempunyai masalah kesehatan selain HIV.

Penelitian lebih baru menunjukkan bahwa orang lansia menanggapi ART dengan baik. Kebanyakan orang lansia lebih patuh pada pengobatan (LI 405), asal mereka tidak mempunyai masalah jiwa atau memakai narkoba.

Apakah ART Sama Efektif pada Orang Lansia?

Setelah  mulai ART,  jumlah  CD4 (LI 124) tidak meningkat sama cepat dengan Odha yang lebih muda. Sayangnya, belum ada informasi yang baik tentang orang lansia karena mereka jarang dilibatkan pada uji coba klinis terhadap obat baru.

Efek samping obat (LI 550) tampaknya tidak lebih sering pada orang lansia. Namun perubahan disebabkan oleh penuaan dapat serupa dengan atau memburukkan efek samping obat. Misal- nya, usia lebih tua adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung (LI 652), dan untuk lebih banyak lemak pada perut. Beberapa orang lansia HIV-negatif menghilangkan lemak yang kelihatan serupa dengan perubahan diakibatkan oleh lipodistrofi (lihat LI 553).

Penelitian baru memberi kesan bahwa banyak masalah kesehatan yang dialami oleh orang lansia berlanjut lebih cepat pada Odha. Peradangan (LI 484) adalah faktor utama dalam beberapa penyakit terkait penuaan.

Apakah Ada Masalah Kesehatan Lain yang Umum?

Sebagaimana kita semakin tua, kita mengalami masalah kesehatan yang meneruskan untuk sisa kehidupan. Masalah ini termasuk penyakit jantung, depresi (LI 558), osteoporosis (LI 557), darah tinggi, masalah ginjal (LI 651), artritis, diabetes, penyakit Alzheimer dan beberapa macam kanker.

Orang lansia sering harus meminum berbagai macam obat untuk menghadapi masalah kesehatannya. Hal ini dapat membuat pilihan ARV semakin rumit karena interaksinya dengan obat lain.

Masalah Kejiwaan

Orang lansia mungkin mengalami lebih banyak masalah dengan pikiran dan ingatan dibandingkan orang lebih muda. Gejala ini dapat serupa dengan masalah kejiwaan terkait HIV. LI 504 memberi informasi lanjutan mengenai masalah sistem saraf terkait HIV.

Masalah ini, yang kadang kala disebut sebagai demensia, sekarang kurang berat dibandingkan dengan masa sebelum ada ART. Adalah sulit untuk menentukan penyebab masalah kejiwaan pada orang lansia dengan HIV. Apakah disebabkan oleh penuaan normal atau HIV? Penelitian sudah mengaitkan usia dan viral load (LI 125) yang lebih tinggi dengan masalah kejiwaan.

Angka depresi dan penggunaan narkoba belum diteliti dengan baik pada orang lansia. Namun masalah ini dapat terkait dengan HIV, penuaan, atau dua- duanya. Masalah ini harus didiagnosis dan diobati secara benar.

Garis Dasar

Jumlah orang berusia di atas 50 tahun dengan HIV atau AIDS semakin meningkat.

Orang lansia tertular HIV dengan cara yang sama dengan orang lebih muda. Namun mungkin mereka tidak sadar akan risikonya terhadap infeksi HIV. Mereka mungkin juga belum tahu cara melin- dungi dirinya dari infeksi.

Orang lansia menghadapi masalah kesehatan lain. Hal ini dapat menyulitkan pilihan ARV. Gejala penyakit ini juga dapat disalahartikan sebagai efek samping obat.

ART sama efektif pada orang lansia, walau jumlah CD4 mungkin akan me- ningkat lebih perlahan. Orang lansia mungkin lebih patuh pada terapinya dibandingkan orang yang lebih muda.

 

Diperbarui 1 Oktober 2014 berdasarkan FS 616 The AIDS InfoNet 10 Agustus 2014

Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: info@spiritia.or.id Situs web: http://spiritia.or.id/

Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org